10 Presiden Terburuk dalam Sejarah Dunia: Kepemimpinan yang Mengguncang Stabilitas Global
Artikel: 10 Presiden Terburuk di Dunia
Penulis: Tim Redaksi Sentiment.co.id
Tanggal: 29 April 2025
Kepemimpinan seorang presiden dapat membawa kemakmuran atau malapetaka bagi sebuah negara, bahkan dunia. Sepanjang sejarah, beberapa presiden telah meninggalkan jejak buruk akibat kebijakan yang keliru, korupsi, atau ketidakmampuan mengelola krisis. Berdasarkan analisis sejarah, dampak global, dan evaluasi para ahli, berikut adalah daftar 10 presiden yang dianggap sebagai yang terburuk dalam sejarah dunia, dengan fokus pada dampak negatif kepemimpinan mereka.
- James Buchanan (Amerika Serikat, 1857–1861)
James Buchanan sering disebut sebagai presiden terburuk dalam sejarah AS karena kegagalannya mencegah Perang Saudara. Ia tidak mengambil tindakan tegas terhadap isu perbudakan dan membiarkan ketegangan antara Utara dan Selatan meningkat. Kebijakannya yang lemah, seperti mendukung putusan Dred Scott yang pro-perbudakan, mempercepat pecahnya konflik. - Andrew Johnson (Amerika Serikat, 1865–1869)
Menggantikan Abraham Lincoln pasca-pembunuhan, Johnson gagal mengelola Rekonstruksi pasca-Perang Saudara. Sikapnya yang mendukung negara bagian Selatan dan menentang hak sipil bagi warga kulit hitam menghambat kemajuan kesetaraan. Ia menjadi presiden AS pertama yang dimakzulkan karena pelanggaran hukum. - Herbert Hoover (Amerika Serikat, 1929–1933)
Hoover memimpin saat Depresi Besar melanda dunia. Pendekatannya yang konservatif dan penolakan terhadap bantuan langsung kepada rakyat membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal. “Hoovervilles,” kamp-kamp tunawisma, menjadi simbol kegagalannya. Komunikasinya yang buruk memperburuk persepsi publik. - Warren G. Harding (Amerika Serikat, 1921–1923)
Pemerintahan Harding dirusak oleh skandal korupsi, terutama Skandal Teapot Dome, yang melibatkan penyalahgunaan cadangan minyak nasional. Gaya kepemimpinannya yang malas dan kepercayaan berlebihan pada kroni-kroninya membuat pemerintahannya penuh skandal. - Franklin Pierce (Amerika Serikat, 1853–1857)
Pierce memperburuk ketegangan menjelang Perang Saudara dengan mendukung Undang-Undang Kansas-Nebraska, yang memicu konflik berdarah di wilayah tersebut. Sikapnya yang pro-perbudakan dan lemah dalam diplomasi mempercepat perpecahan nasional. - John Tyler (Amerika Serikat, 1841–1845)
Tyler, yang naik ke kursi kepresidenan setelah kematian William Henry Harrison, dikenal sebagai “His Accidency.” Ia memusuhi partainya sendiri, Whig, dan mendukung kebijakan pro-perbudakan yang memperburuk ketegangan regional. Pemerintahannya dianggap tidak efektif dan memecah belah. - William Henry Harrison (Amerika Serikat, 1841)
Harrison hanya memimpin selama 31 hari sebelum meninggal karena penyakit, menjadikannya presiden dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah AS. Ketidakmampuannya mencapai tujuan politik apa pun membuatnya dianggap sebagai salah satu yang terburuk, meski dampaknya terbatas karena masa jabatannya yang singkat. - Millard Fillmore (Amerika Serikat, 1850–1853)
Fillmore mendukung Kompromi 1850, yang memperbolehkan perbudakan menyebar dan menunda konfrontasi Selatan-Utara. Kebijakannya dianggap gagal menyelesaikan ketegangan mendasar dan malah memperburuk perpecahan nasional. - Woodrow Wilson (Amerika Serikat, 1913–1921)
Meski dikenal karena peranannya dalam Perang Dunia I dan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa, Wilson memiliki catatan buruk dalam hal kebebasan sipil dan hak rasial. Ia memisahkan tenaga kerja federal berdasarkan ras dan mengizinkan kebangkitan Ku Klux Klan. Traktat Versailles yang ia dukung juga memicu ketidakstabilan global, membuka jalan bagi Perang Dunia II. - Hugo Chávez (Venezuela, 1999–2013)
Chávez, satu-satunya presiden non-AS dalam daftar ini, membawa Venezuela dari kemakmuran relatif ke kehancuran ekonomi. Kebijakan populis dan nasionalisasi yang ceroboh menyebabkan hiperinflasi, kekurangan pangan, dan krisis kemanusiaan. Warisannya adalah negara yang terpuruk, dengan jutaan warga melarikan diri akibat kemiskinan.
Mengapa Mereka Dianggap Terburuk?
Presiden-presiden ini dinilai buruk karena berbagai alasan: kegagalan menangani krisis (Buchanan, Hoover), korupsi (Harding), kebijakan yang memecah belah (Pierce, Fillmore), atau dampak negatif jangka panjang (Wilson, Chávez). Banyak dari mereka gagal memimpin di saat negara membutuhkan stabilitas, baik karena ketidakmampuan pribadi, pandangan yang keliru, atau prioritas yang salah.
Catatan Penutup
Menilai presiden sebagai “terburuk” bukanlah tugas sederhana. Konteks sejarah, tantangan yang dihadapi, dan dampak jangka panjang harus dipertimbangkan. Namun, daftar ini menyoroti bagaimana kepemimpinan yang lemah dapat membawa konsekuensi besar, baik bagi sebuah negara maupun dunia. Sejarah menjadi cermin bagi pemimpin masa kini untuk belajar dari kesalahan masa lalu.
Catatan: Peringkat ini didasarkan pada konsensus sejarawan, analisis dampak kebijakan, dan evaluasi krisis yang dihadapi. Untuk presiden AS, referensi utama diambil dari survei seperti C-SPAN, Siena College, dan sumber akademik lainnya. Untuk Chávez, penilaian didasarkan pada dampak ekonomi dan kemanusiaan di Venezuela.
Sumber:
- U.S. News & World Report: The 10 Worst Presidents in American History
- Mental Floss: The 10 Worst Presidents in American History
- WorldAtlas: The 10 Worst Presidents in the History of the United States
- Analisis dampak kepemimpinan Hugo Chávez berdasarkan laporan ekonomi dan krisis kemanusiaan Venezuela.
Penulis: Tim Redaksi Sentiment.co.id, sebuah platform yang mengupas isu global dengan sudut pandang kritis dan independen.