HOAKS BIN Umumkan Kondisi Darurat Militer Indonesia pada Agustus 2025 di YouTube memicu kepanikan. Cek fakta, narasi ini menyesatkan! Tidak ada pernyataan resmi dari BIN.
HOAKS BIN Umumkan Kondisi Darurat Militer Indonesia
HOAKS BIN Umumkan Kondisi Darurat Militer Indonesia menyebar melalui video YouTube berdurasi 23 menit 29 detik di kanal “KajianOnline” pada 8 Juli 2025, dengan narasi “BIN UMUMKAN KONDISI DARURAT MILITER! TNI-POLRI SIAGA PENUH ANTISIPASI UPAYA KUDETA BERDARAH OPOSISI.” Video ini, yang ditonton lebih dari 3.000 kali hingga 5 Agustus 2025, mengklaim Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan Indonesia dalam darurat militer, dengan TNI-Polri bersiaga dan tuduhan makar oposisi. Namun, cek fakta membuktikan ini hoaks, berdasarkan laporan Komdigi dan diskusi di platform X.
Narasi Menyesatkan di YouTube
Narasi Menyesatkan di YouTube menjadi inti hoaks ini. Video tersebut menampilkan Zainal Arifin Mochtar, pakar hukum tata negara, membahas pemakzulan presiden atau wakil presiden dari perspektif hukum, etika, dan administrasi. Tidak ada pernyataan tentang darurat militer atau kudeta. Narasi di judul dan deskripsi video sengaja dibuat sensasional untuk menarik perhatian, menyesatkan pemirsa. Komdigi mencatat thumbnail video menggunakan foto lama dari 2022 dan 2024, tidak relevan dengan klaim.
Tidak Ada Pernyataan Resmi BIN
Tidak Ada Pernyataan Resmi BIN terkait darurat militer. Pencarian dengan kata kunci “BIN umumkan kondisi darurat militer” di Google tidak menemukan laporan resmi dari BIN, TNI, atau pemerintah. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 23 Tahun 1959 menyebut darurat militer hanya dapat diumumkan presiden sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Perang dalam kondisi seperti perang atau pemberontakan. Hingga Agustus 2025, tidak ada pengumuman resmi dari Presiden Prabowo Subianto atau instansi terkait.
TNI-Polri Siaga: Klaim Tanpa Bukti
TNI-Polri Siaga: Klaim Tanpa Bukti diperiksa tim cek fakta. Video mengklaim TNI dan Polri dalam status siaga satu untuk antisipasi makar, namun tidak ada bukti pendukung. Komdigi dan penyidik siber Polda Jabar menyatakan klaim ini tidak berdasar. Pengecekan situs resmi TNI dan Polri tidak menemukan pernyataan terkait siaga satu. Narasi ini memanfaatkan isu politik sensitif untuk memicu kepanikan masyarakat.
Tuduhan Makar dan Pemakzulan
Tuduhan Makar dan Pemakzulan dalam video menyebut Megawati Soekarnoputri mendukung pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dengan syarat Puan Maharani menjadi wakil presiden. Faktanya, tidak ada pernyataan resmi dari PDIP atau Megawati terkait klaim ini. Zainal Arifin Mochtar hanya menjelaskan aspek hukum pemakzulan, tanpa menyebut nama atau konteks darurat militer. Narasi ini termasuk disinformasi, menurut laporan Komdigi.

Dampak Hoaks di Masyarakat
Dampak Hoaks di Masyarakat signifikan. Tagar #DaruratMiliter2025 di X mencapai 500.000 views, mencerminkan keresahan publik. Hoaks ini memicu spekulasi tentang ketidakstabilan politik, terutama di tengah transisi pemerintahan baru. Komdigi memperingatkan hoaks seperti ini dapat memecah belah masyarakat, memicu konflik horizontal, dan merusak kepercayaan terhadap institusi negara. Masyarakat diminta kritis memverifikasi informasi.
Cara Menghindari Hoaks
Cara Menghindari Hoaks penting di era digital. Komdigi menyarankan: (1) Periksa sumber resmi seperti situs pemerintah atau instansi terkait, (2) Gunakan platform cek fakta seperti TurnBackHoax, (3) Waspadai judul sensasional, (4) Verifikasi gambar atau video dengan alat seperti Google Lens. Literasi digital dan sikap kritis dapat mencegah penyebaran hoaks, menjaga stabilitas sosial di tengah isu sensitif seperti darurat militer.
Daftar Isi
8 Aplikasi Penghasil Uang Hanya dengan Membaca Novel: Cuan dari Hobi!
Kesimpulan
HOAKS BIN Umumkan Kondisi Darurat Militer Indonesia terbongkar melalui cek fakta. Narasi Menyesatkan di YouTube memanfaatkan video Zainal Arifin Mochtar tanpa konteks darurat militer. Tidak Ada Pernyataan Resmi BIN, dan klaim TNI-Polri Siaga: Klaim Tanpa Bukti serta Tuduhan Makar dan Pemakzulan tidak berdasar. Dampak Hoaks di Masyarakat memicu keresahan, sehingga Cara Menghindari Hoaks penting diterapkan. Peristiwa ini, viral pada Agustus 2025, menegaskan perlunya literasi digital.