Viral

Pemudik Terlantar di Bahu Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Rest Area Tak Berfungsi Jadi Biang Keladi

Di tengah hiruk-pikuk arus mudik Lebaran 2025, sebuah pemandangan tak biasa terlihat di Tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah, pada Jumat, 28 Maret 2025. Rest area di Kilometer 275, yang seharusnya menjadi oase bagi pemudik untuk beristirahat, justru tak mampu menampung lonjakan pengguna jalan. Akibatnya, banyak pemudik kelelahan terpaksa memanfaatkan bahu jalan sebagai tempat tidur darurat, menggelar tikar, dan mencoba melepas penat di tengah perjalanan panjang menuju kampung halaman.

Rest Area Penuh Sesak, Pemudik Tak Kebagian Tempat

Ruas Tol Pejagan-Pemalang menjadi salah satu jalur sibuk selama musim mudik, menghubungkan berbagai kota besar di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Namun, rest area di Km 275 tampaknya tak siap menghadapi gelombang pemudik kali ini. Area parkir dipenuhi kendaraan mulai dari mobil pribadi, travel, hingga bus AKAP, hingga tak ada lagi ruang untuk menampung yang baru datang. Toilet penuh, tempat makan ramai, dan antrean panjang membuat banyak pemudik memilih mencari alternatif lain.

“Saya dari Jakarta mau ke Tegal, sudah capek banget. Rest area penuh, parkir susah, akhirnya kami istirahat di bahu jalan saja,” keluh Dedi, seorang pemudik yang baru saja menempuh perjalanan lebih dari 10 jam. Ia menambahkan bahwa kemacetan di beberapa titik, termasuk Tol Dalam Kota Jakarta, semakin memperburuk kondisi perjalanan mereka.

Bahu Jalan Berubah Jadi “Rest Area Darurat”

Pegawai Samsat Karaoke Viral: Warga Antre Pajak

Bahu jalan, yang seharusnya hanya digunakan untuk keadaan darurat, kini menjadi pemandangan umum bagi pemudik yang kehabisan opsi. Dengan tikar seadanya atau bahkan hanya bersandar di sisi kendaraan, mereka berusaha mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan. Kondisi ini tak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas, tetapi juga menimbulkan risiko keselamatan yang serius.

Seorang ibu rumah tangga, Sari, yang mudik bersama dua anak kecilnya, mengaku terpaksa berhenti di bahu jalan karena anak-anaknya sudah rewel akibat kelelahan. “Rest area jauh di depan katanya juga penuh. Mau tak mau kami berhenti di sini, padahal tahu ini bahaya,” ujarnya sambil menggendong anak bungsunya yang tertidur.

Kritik Terhadap Pengelola Tol

Kejadian ini memicu kritik terhadap PT Pejagan Pemalang Tol Road (PPTR) selaku pengelola ruas tol tersebut. Banyak pemudik dan pengamat menilai bahwa fasilitas rest area tak memadai untuk menghadapi volume kendaraan saat musim mudik. “Ini masalah klasik yang seharusnya sudah diantisipasi. Kapasitas rest area terbatas, tapi jumlah pemudik terus bertambah tiap tahun,” ungkap Andi, seorang pengamat transportasi dari Universitas Gadjah Mada.

Belum ada pernyataan resmi dari pihak PPTR terkait situasi ini. Namun, para pemudik mendesak agar ada solusi cepat, seperti penambahan rest area sementara atau pengaturan lalu lintas yang lebih efektif untuk mengurai kepadatan.

Viral: Lamaran Ditolak di Sidoarjo Gegara Rombongan Berlebihan

Solusi dan Harapan ke Depan

Dengan puncak arus mudik yang diperkirakan masih berlangsung hingga akhir pekan ini, situasi di Tol Pejagan-Pemalang menjadi perhatian serius. Pemudik disarankan untuk memanfaatkan informasi real-time dari aplikasi navigasi atau pengumuman resmi untuk menghindari rest area yang sudah penuh. Di sisi lain, pengelola tol diharapkan segera mengambil langkah konkret agar kejadian serupa tak terulang di masa mendatang.

Mudik adalah tradisi yang dinanti-nanti, namun kejadian ini menjadi pengingat bahwa infrastruktur yang memadai adalah kunci kenyamanan dan keselamatan pemudik. Semoga ke depannya, Tol Pejagan-Pemalang dan ruas tol lainnya di Indonesia dapat lebih siap menyambut gelombang pemudik, sehingga perjalanan pulang kampung tak lagi diwarnai keluh kesah di bahu jalan.