Sentiment.co.id – Sampah bukan lagi musuh, tapi peluang cuan! Bank Sampah Tri Alam Lestari di Ulujami, Jakarta Selatan, kolaborasi bareng Tanri Abeng University (TAU) dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) lewat Program Kemitraan Masyarakat (PKM) DPPM Kemendiktisaintek 2025. Tema? “Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat sebagai Strategi Green Economy terhadap Pengelolaan Sampah Berbasis IPTEK”. Acara 13 September 2025 ini bikin 50+ warga antusias: pelatihan bikin sabun dari minyak jelantah, biji plastik daur ulang, dan digitalisasi e-commerce—langsung jadi motor ekonomi hijau!
Dr. Li. A. Hairul Umam, Ketua Tim PKM TAU, bilang: “Bank sampah nggak cuma pilah sampah, tapi inovasi mandiri. Dari limbah rumah tangga jadi produk jualan, cipta lapangan kerja dan kurangi polusi.” Pelatihan sabun cair: minyak jelantah dicuci, ditambah alkali dan pewangi—ramah lingkungan, harga jual Rp10-15 ribu/botol. Biji plastik: sampah PET dipotong, dicuci, digiling jadi granula buat industri kreatif—nilai tambah Rp5.000/kg. Digitalisasi: website e-commerce bikin pemasaran luas, lengkap label Inggris dan foto pro.
Dinar Ajeng Kristiyanti, M.Kom dari UMN, tambah: “Teknologi bikin komunitas kuat—jual online, jangkau nasional!” Tri Sugiarti, Ketua Bank Sampah, excited: “Dulu cuma kumpul sampah, kini bikin produk sendiri dan jual via web. Cuan lebih besar!” Ini sinergi akademik-komunitas: TAU bawa IPTEK, UMN desain digital, bank sampah eksekusi. Dampak? Kurangi 1 ton sampah/bulan, tambah income warga 20-30%, inspirasi green economy nasional.
Netizen puji: “Mantap, sampah jadi berkah!” Di era plastik banjir, inisiatif ini bukti kolaborasi ubah tantangan jadi peluang. Semoga nyebar ke daerah lain—Indonesia lebih hijau!
Komentar