Sentiment.co.id – Eks petinggi WhatsApp, Attaullah Baig, melayangkan gugatan terhadap Meta di Pengadilan Federal Amerika Serikat, San Francisco. Ia menuding Meta telah mengabaikan celah keamanan serius yang berpotensi membahayakan data miliaran pengguna WhatsApp.
Baig yang pernah menjabat sebagai kepala keamanan siber WhatsApp menyertakan dokumen gugatan setebal 115 halaman. Di dalamnya, ia mengungkap temuan bahwa sekitar 1.500 insinyur internal Meta memiliki akses penuh terhadap data sensitif pengguna tanpa pengawasan memadai.
Data yang bisa diakses meliputi nomor kontak, alamat IP, hingga foto profil. Lebih jauh, para insinyur bahkan diduga dapat memindahkan atau mencuri data tersebut. Baig menilai kondisi ini jelas melanggar regulasi keamanan data pribadi yang berlaku di Amerika Serikat.
Menurut Baig, hampir setiap hari WhatsApp mengalami percobaan peretasan dengan lebih dari 100.000 akun terdampak. Ia mengaku telah menawarkan sejumlah solusi teknis untuk menutup celah, tetapi laporan serta usulannya diabaikan oleh pimpinan Meta, termasuk CEO Mark Zuckerberg dan Head of WhatsApp Will Cathcart.
Meta membantah keras tuduhan tersebut. Carl Woog, Vice President WhatsApp, menegaskan bahwa klaim Baig tidak akurat dan merupakan bentuk kekecewaan pribadi setelah diberhentikan. “Tim WhatsApp bekerja keras menjaga keamanan miliaran pengguna di seluruh dunia,” ujarnya.
Kasus ini semakin menyoroti isu privasi dan keamanan data di era digital, khususnya pada platform besar yang digunakan miliaran orang. Jika terbukti benar, tudingan Baig bisa menjadi pukulan besar bagi reputasi Meta sebagai perusahaan induk WhatsApp.
Komentar