Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih mengungkap sejarah, makna, dan kisah heroik. Simak asal-usul, simbolisme, hingga perjuangan di balik Sang Saka Merah Putih di 2025.
Fakta-Fakta di Balik Bendera Merah Putih: Identitas Bangsa
Bendera Merah Putih, atau Sang Saka Merah Putih, bukan sekadar kain berwarna; ia adalah simbol perjuangan, keberanian, dan kesucian bangsa Indonesia. Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih mencakup sejarah panjang, makna filosofis, dan kisah heroik yang mengiringi pengibaran pertamanya pada 17 Agustus 1945. Artikel ini mengupas asal-usul, simbolisme, dan fakta unik yang memperkaya identitas nasional Indonesia, terutama di peringatan HUT RI ke-80 pada 2025.
Asal-Usul Bendera Merah Putih
- Penggunaan Sejak Zaman Kerajaan: Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih dimulai dari kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara. Kerajaan Kediri menggunakan warna merah putih sebagai panji pada abad ke-12, menurut catatan Pararaton. Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 hingga 16 juga mengadopsi warna ini sebagai lambang kebesaran, dengan desain sembilan garis horizontal merah putih. Bendera perang Sisingamangaraja IX di Tanah Batak dan umbul-umbul pejuang Aceh juga menggunakan warna serupa, menunjukkan akar budaya yang mendalam.
- Simbolisme Austronesia: Warna merah dan putih berasal dari mitologi Austronesia, yang melambangkan langit (merah) dan tanah (putih), mencerminkan keseimbangan alam dan kehidupan. Masyarakat Jawa mengaitkannya dengan kehamilan, di mana merah melambangkan darah ibu dan putih benih ayah, seperti dalam tradisi bubur merah putih untuk selamatan. Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih ini memperkuat nilai budaya Nusantara.
- Perjuangan Nasionalisme: Pada awal abad ke-20, bendera Merah Putih digunakan oleh pelajar dan nasionalis sebagai bentuk protes terhadap penjajahan Belanda, terutama saat Sumpah Pemuda 1928. Belanda melarang penggunaannya, menjadikan pengibaran sebagai simbol perlawanan. Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih ini menegaskan perannya sebagai pemicu semangat kemerdekaan.
Kisah Heroik Pengibaran Pertama
- Dijahit oleh Fatmawati: Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih tak lepas dari kisah Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, yang menjahit Bendera Pusaka pada malam 16 Agustus 1945. Kain putih diambil dari sprei, sedangkan kain merah dari penjual soto, mencerminkan kesederhanaan dan semangat mandiri. Bendera berukuran 276 x 200 cm ini dikibarkan pertama kali pada Proklamasi Kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, menggunakan tiang bambu.
- Penyelamatan dari Belanda: Saat Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948), Soekarno memerintahkan ajudannya, Husein Mutahar, menyelamatkan Bendera Pusaka. Husein memisahkan kain merah dan putih, menyimpannya dalam dua tas terpisah agar tidak disita. Bendera disatukan kembali di Bangka pada Juni 1949, menunjukkan dedikasi luar biasa. Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih ini menjadi simbol keteguhan perjuangan.
- Pernah Dikuburkan: Pada masa penjajahan Jepang, bendera Merah Putih disembunyikan dengan cara dikubur untuk menghindari perampasan. Ini menunjukkan betapa berharganya bendera sebagai lambang identitas nasional.
Makna Filosofis dan Aturan Hukum
- Makna Warna: Menurut UU No. 24 Tahun 2009, warna merah melambangkan keberanian, mencerminkan semangat pahlawan yang rela berkorban. Putih melambangkan kesucian, menandakan niat tulus bangsa untuk bebas dari penjajahan. Merah juga mewakili raga, putih jiwa, melengkapi fitrah manusia Indonesia. Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih ini menegaskan nilai-nilai luhur bangsa.
- Perspektif Agama dan Budaya: Dalam tradisi Hindu-Buddha, merah melambangkan api dan putih air, elemen penting dalam ritual. Dalam Islam, putih melambangkan kesucian, merah keberanian. Tradisi lokal seperti upacara selamatan kehamilan Jawa juga menggunakan simbol merah putih, memperkuat akar budaya.
- Aturan Pengibaran: UU No. 24/2009 mengatur pengibaran bendera Merah Putih dilakukan antara matahari terbit hingga terbenam, kecuali dalam kondisi tertentu. Bendera wajib dikibarkan pada HUT RI dan hari besar nasional, dengan formasi pengibaran 17-8-45 sebagai penghormatan Proklamasi. Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih ini menunjukkan penghormatan terhadap simbol negara.
Fakta Unik Bendera Merah Putih
- Tidak Ada Ukuran Resmi: Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih mencakup fleksibilitas ukuran, yang disesuaikan kebutuhan, meski rasio resmi adalah 2:3, berbeda dengan bendera Monako (4:5) yang serupa secara visual.
- Duplikasi Bendera Pusaka: Karena kondisi rapuh, Bendera Pusaka terakhir dikibarkan pada 1968 dan digantikan duplikat berbahan sutra pada 1969, 1984, dan 2014. Bendera asli disimpan di Ruang Kemerdekaan Monas bersama naskah Proklamasi.
- Simbol Pemersatu: Bendera Merah Putih menyatukan rakyat dari Sabang sampai Merauke, selalu dikibarkan pada upacara HUT RI dan diiringi lagu Indonesia Raya, menegaskan identitas nasional.
- Pernah Dibandingkan dengan Makanan: Dalam tradisi Jawa, merah melambangkan gula jawa dan putih nasi, dua bahan pokok yang mencerminkan kehidupan. Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih ini menunjukkan keterkaitan dengan budaya sehari-hari.
- Bendera Mendunia: Bendera Merah Putih telah berkibar di ajang internasional, seperti Olimpiade Paris 2024 dan markas PBB, melambangkan perdamaian dan persatuan.
Sorotan Publik dan Relevansi di 2025
Di tengah peringatan HUT RI ke-80, fakta-fakta di balik bendera Merah Putih mendapat sorotan di media sosial. Akun X @kenzie_sr (7 Agustus 2025) menulis, “Merah Putih adalah perwujudan harapan pahlawan, tapi nilai ini pudar jika diganti simbol lain.” Kritik muncul ketika sebagian masyarakat mengganti bendera Merah Putih dengan simbol lain, seperti bendera One Piece, sebagai protes terhadap pemerintahan, menunjukkan tantangan menjaga makna bendera. Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih ini mengingatkan pentingnya edukasi sejarah untuk memperkuat nasionalisme.
Penutup
Fakta-fakta di balik bendera Merah Putih mengungkap kekayaan sejarah, simbolisme, dan perjuangan bangsa Indonesia. Dari akar kerajaan hingga pengibaran heroik pada Proklamasi, bendera ini tetap menjadi lambang persatuan dan keberanian. Di 2025, menjaga makna Sang Saka Merah Putih berarti menghormati perjuangan leluhur dan memperkuat identitas nasional. Mari kibarkan Merah Putih dengan bangga, bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai jiwa bangsa.
Penulis: Saraswati
Tanggal Terbit: 12 Agustus 2025
Reaksi Sentiment Public