Finalis Miss Indonesia 2025 Asal Papua Pegunungan Dipulangkan karena Dugaan Dukungan Pro-Israel
Jakarta, 29 Juni 2025 – Kontroversi menyelimuti ajang Miss Indonesia 2025 setelah Merince Kogoya, finalis asal Papua Pegunungan, resmi dipulangkan dari masa karantina. Keputusan ini diambil setelah jejak digitalnya yang dianggap mendukung Israel menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan luas di media sosial.
Berdasarkan informasi yang beredar, Merince diduga pernah mengunggah konten yang menunjukkan pengibaran bendera Israel, yang dianggap sebagai sikap pro-Israel oleh sebagian pihak. Tindakan ini memicu reaksi keras dari masyarakat, mengingat Indonesia secara resmi tidak mendukung penjajahan dan memiliki sikap tegas terhadap isu Palestina. Video dan unggahan tersebut menjadi viral, memicu gelombang kritik yang akhirnya mendorong panitia Miss Indonesia 2025 untuk mengeluarkan Merince dari karantina pada Kamis malam, 26 Juni 2025.
Keputusan ini menuai beragam tanggapan. Sebagian netizen mendukung langkah panitia, menilai bahwa finalis harus mencerminkan nilai-nilai yang selaras dengan prinsip negara, termasuk dalam Pembukaan UUD 1945 yang menolak segala bentuk penjajahan. Namun, tak sedikit pula yang mempertanyakan keputusan ini, menilai Merince menjadi korban dari interpretasi jejak digitalnya tanpa konteks yang jelas.
Merince sendiri dikabarkan kecewa dengan keputusan ini. Dalam pernyataannya di media sosial, ia menyampaikan pandangannya tentang kebebasan berbicara, yang kembali memicu diskusi tentang batasan ekspresi di ranah publik. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya literasi digital bagi figur publik, terutama dalam konteks isu sensitif seperti geopolitik.
Ajang Miss Indonesia 2025 kini kembali menjadi sorotan, dengan publik menantikan langkah selanjutnya dari panitia untuk menjaga integritas kompetisi. Kasus ini juga mengundang refleksi tentang bagaimana nilai budaya dan prinsip nasional dijunjung dalam ajang bergengsi ini.
Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan informasi yang beredar di media daring dan sosial media tanpa konfirmasi resmi dari pihak terkait.