Sentiment.co.id – Skandal dugaan penyalahgunaan dana umat senilai Rp700 miliar di salah satu bank syariah kembali menjadi sorotan publik. Dana jumbo tersebut diketahui disalurkan untuk pembiayaan sebuah perusahaan data center. Namun, bukannya berjalan sesuai rencana, cicilan pertama justru langsung macet. Kondisi ini membuat rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) di bank syariah itu melonjak signifikan dan memunculkan keresahan di kalangan nasabah maupun masyarakat luas.
Kasus ini menyeret nama bos PT Inet Global Indo (Inet), Santoso Halim, bersama rekannya Sukoco Halim. Keduanya disebut terlibat dalam aliran dana bermasalah tersebut. Situasi semakin pelik setelah Mahkamah Agung menerbitkan putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang mengejutkan para korban. Di sisi lain, direktur perusahaan data center berinisial SUH kini muncul sebagai CEO perusahaan baru bernama MD/M yang berencana membangun 3.000 rak server di Jababeka.
Diduga perusahaan yang menerima pembiayaan dari bank syariah itu melakukan perubahan merek atau integrasi usaha dengan MD/M. Pihak bank syariah sendiri berdalih kenaikan NPF terjadi karena reposisi segmen pembiayaan dari korporasi ke retail dan konsumer. Adapun pembiayaan yang macet kini sedang dalam proses penyelesaian melalui mekanisme lelang jaminan.
Komentar