Israel bombardir Damaskus dan Sweida pada 16 Juli 2025, picu penarikan pasukan Suriah dari wilayah Druze. Temukan 7 fakta mengejutkan tentang konflik ini, termasuk peran AS dan dampaknya
Daftar Isi
Israel Bombardir Damaskus: Eskalasi Konflik di Suriah
Pada 16 Juli 2025, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Damaskus, ibu kota Suriah, menargetkan Kementerian Pertahanan dan area dekat istana presiden. Serangan ini, yang dipicu oleh bentrokan di wilayah Sweida antara pasukan Suriah dan komunitas Druze, mendorong Suriah tarik pasukan dari wilayah tersebut setelah tekanan Amerika Serikat (AS). Israel bombardir Damaskus untuk melindungi minoritas Druze, sementara Suriah menyebutnya agresi. Berikut 7 fakta mengejutkan tentang konflik ini, termasuk dampak, motif, dan reaksi internasional.
7 Fakta Mengejutkan Israel Bombardir Damaskus
Berikut adalah highlight dari eskalasi konflik terkait Israel bombardir Damaskus:
- Serangan Udara Hantam Jantung Damaskus
Israel menyerang Kementerian Pertahanan dan area dekat istana presiden di Damaskus pada 16 Juli 2025, menyebabkan kerusakan signifikan. Kementerian Kesehatan Suriah melaporkan lima anggota pasukan keamanan tewas dan 34 lainnya luka. - Motif Israel: Lindungi Komunitas Druze
Israel bombardir Damaskus untuk menekan pasukan Suriah yang dituding menyerang Druze di Sweida. PM Benjamin Netanyahu menyebut Druze sebagai “saudara” dan berjanji melindungi mereka dari “gerombolan rezim”. - Bentrokan Sweida Picu Eskalasi
Konflik di Sweida antara milisi Druze dan suku Badui sejak 11 Juli 2025 menewaskan lebih dari 350 orang, termasuk 27 warga sipil Druze. Pasukan Suriah yang dikirim untuk menengahi justru bentrok dengan Druze, memicu serangan Israel. - Suriah Tarik Pasukan dari Sweida
Pasca-serangan Israel, Suriah tarik pasukan dari Sweida pada 16 Juli malam sebagai bagian dari gencatan senjata baru. Namun, beberapa pasukan keamanan masih dilaporkan beroperasi, menimbulkan ketegangan. - AS Desak Penarikan Pasukan
Amerika Serikat, melalui Menlu Marco Rubio, mendesak Israel dan Suriah tarik pasukan dari Sweida. AS menyebut konflik ini “kesalahpahaman” dan mengklaim telah mencapai kesepakatan damai. - Reaksi Dunia: Kecaman dan Dukungan
Turki dan Iran menyebut serangan Israel sebagai “sabotase” dan “agresi tak terkendali”. Uni Eropa menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan Suriah, sementara PBB akan membahas krisis ini pada 17 Juli 2025. - Dampak di Sweida: Krisis Kemanusiaan
Sweida mengalami pemadaman listrik, gangguan telekomunikasi, dan krisis air. Warga seperti Fadi Hamdan melaporkan kondisi mencekam, dengan puluhan jenazah di rumah sakit setempat.
Latar Belakang Israel Bombardir Damaskus
Israel bombardir Damaskus sebagai respons atas bentrokan di Sweida, yang dipicu penculikan pedagang Druze pada 11 Juli 2025. Pasukan Suriah yang dikerahkan untuk menegakkan ketertiban malah dituding melakukan pembunuhan dan penjarahan terhadap warga Druze, memicu intervensi Israel. Konflik ini terjadi setelah penggulingan Bashar al-Assad pada Desember 2024 oleh pemerintahan baru di bawah Ahmed al-Sharaa, yang dianggap Israel sebagai “jihadis menyamar”.
Profil Komunitas Druze dalam Konflik
Druze adalah minoritas religius dengan populasi sekitar satu juta di Suriah, Lebanon, dan Israel, menganut ajaran cabang Islam. Di Sweida, mereka menjadi pusat konflik akibat ketegangan dengan suku Badui dan pasukan Suriah. Komunitas Druze di Israel memprotes dan menuntut perlindungan bagi kerabat mereka di Suriah, mendorong eskalasi militer Israel.
Peran AS dalam Penarikan Pasukan Suriah
AS memainkan peran kunci dengan mendesak Suriah tarik pasukan dari Sweida. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce menyatakan keinginan untuk mengakhiri kekerasan, sementara Menlu Marco Rubio mengklaim kesepakatan damai telah dicapai. Namun, laporan saksi mata menunjukkan pasukan Suriah masih aktif di beberapa area, menimbulkan keraguan atas efektivitas gencatan senjata.
Dampak dan Reaksi Internasional
Israel bombardir Damaskus memicu kecaman dari Suriah, yang menyebutnya “pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB”. Iran dan Turki mengecam agresi Israel, sementara Uni Eropa menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan Suriah. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan membahas krisis ini pada 17 Juli 2025, dengan Duta Besar Israel Danny Danon menyerukan kecaman terhadap “kejahatan biadab” di Sweida. Di X, sentimen bercampur: beberapa akun seperti @SoftWarNews menyebut intervensi Israel sebagai bagian dari agenda geopolitik, sementara @timourazhari melaporkan seruan pemimpin Druze untuk intervensi regional.
Situasi Kemanusiaan di Sweida
Bentrokan di Sweida sejak 11 Juli 2025 menyebabkan krisis kemanusiaan. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan lebih dari 350 korban jiwa, termasuk 27 warga sipil Druze. Warga seperti Fadi Hamdan menggambarkan kota lumpuh, dengan listrik padam dan anak-anak ketakutan. Serangan Israel memperburuk situasi, dengan laporan penjarahan dan pembakaran rumah warga.
Kontroversi Gencatan Senjata
Gencatan senjata yang diumumkan Suriah pada 15 Juli gagal bertahan, dengan bentrokan berlanjut hingga Israel bombardir Damaskus. Suriah tarik pasukan dari Sweida pada 16 Juli malam, tetapi kelompok Druze seperti Gerakan Men of Dignity menolak gencatan senjata tanpa penarikan penuh pasukan pemerintah. Pemimpin spiritual Druze Youssef Jarbou mendukung damai, sementara Hikmat al-Hijri menyerukan perlawanan.
Kesimpulan: Israel Bombardir Damaskus dan Implikasinya
Israel bombardir Damaskus pada 16 Juli 2025 menandai eskalasi signifikan di Suriah, dengan Suriah tarik pasukan dari Sweida setelah tekanan AS. Konflik ini, yang berpusat pada perlindungan komunitas Druze, memperlihatkan dinamika kompleks antara geopolitik, solidaritas etnis, dan krisis kemanusiaan. Dengan 350 korban jiwa dan situasi mencekam di Sweida, dunia menanti hasil sidang PBB untuk menentukan langkah selanjutnya. Pantau situs resmi dan akun terpercaya seperti @sobatpip untuk update terkini.
Tag: Israel Bombardir Damaskus, Suriah Tarik Pasukan, Wilayah Druze, Konflik Sweida, Serangan Udara Israel, Komunitas Druze, Amerika Serikat, Pencairan Konflik, Damaskus 2025, Perang Suriah