Profil Iwan Kurniawan Lukminto, tersangka korupsi PT Sritex yang menjabat Direktur Utama. Simak peran, latar belakang, dan dampak kasus kredit bank pada perusahaan tekstil ini.
Profil Iwan Kurniawan Lukminto: Dari Puncak Karier ke Tersangka Korupsi
Iwan Kurniawan Lukminto, figur kunci PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), kini terseret skandal korupsi kredit bank yang ditetapkan Kejaksaan Agung (Kejagung) pada 13 Agustus 2025. Sebagai Direktur Utama Sritex, ia memimpin raksasa tekstil Indonesia sebelum kasus ini merugikan negara Rp1,88 triliun. Apa peran Iwan Kurniawan Lukminto dalam skandal ini? Bagaimana perjalanan karier dan latar belakangnya? Artikel ini mengupas profil, peran, dan dampak kasus yang mengguncang industri tekstil.
Latar Belakang dan Pendidikan
Iwan Kurniawan Lukminto lahir di Surakarta, 22 Januari 1983, sebagai putra keempat H.M. Lukminto, pendiri Sritex. Ia meraih gelar Sarjana Business Administration dari Johnson & Wales University, Northeastern University, dan Boston University di Amerika Serikat. Ia juga alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Angkatan 20, mencerminkan komitmennya pada kepemimpinan nasional. Pendidikan elit ini mempersiapkannya untuk meneruskan bisnis keluarga.
Karier di PT Sritex
Memulai karier di Sritex pada 1997 sebagai Asisten Direktur, Iwan Kurniawan Lukminto naik menjadi Wakil Direktur Utama pada 1999, lalu Direktur Utama dari 2006 hingga Maret 2023, sebelum menjadi Komisaris Utama hingga 2025. Di bawah kepemimpinannya, Sritex masuk daftar Forbes 50 orang terkaya Indonesia 2020, dengan kekayaan sekitar USD515 juta (Rp7,81 triliun). Ia juga menjabat Ketua Apindo Surakarta (2018–2023) dan Ketua Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia sejak 2020, menunjukkan peran sosialnya.
Peran dalam Kasus Korupsi PT Sritex
Kejagung menetapkan Iwan Kurniawan Lukminto sebagai tersangka ke-12 dalam kasus korupsi kredit dari PT Bank BJB, PT Bank DKI, dan PT Bank Jateng. Menurut Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Nurcahyo Jungkung Madyo, saat menjabat Wakil Direktur Utama (2012–2023), ia menandatangani permohonan kredit modal kerja dan investasi ke Bank Jateng pada 2019, yang “dikondisikan” untuk disetujui. Ia juga menandatangani akta kredit dengan Bank BJB pada 2020, meski tahu dana tidak sesuai peruntukan, dengan faktur fiktif. Tindakan ini melanggar Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi. Ia ditahan di Rutan Salemba, Jakarta Selatan, selama 20 hari.
Dampak Kasus pada Sritex dan Publik
Kasus ini mempercepat kejatuhan Sritex, yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang pada 1 Maret 2025, dengan kredit macet Rp3,6 triliun dan kerugian negara Rp1,88 triliun. Video perpisahan Iwan Kurniawan Lukminto dengan karyawan Sritex viral di X, memicu simpati sekaligus kritik. Tagar #SritexKorupsi trending, dengan netizen menyayangkan runtuhnya perusahaan ikonik. Kakaknya, Iwan Setiawan Lukminto, juga tersangka, menambah drama keluarga.
Respons Publik dan Kontroversi
Iwan Kurniawan Lukminto membantah keterlibatan, mengaku hanya menandatangani dokumen atas perintah presiden direktur. “Saya tidak terlibat!” katanya saat digelandang, seperti dilansir Kompas.com. Namun, Kejagung menegaskan bukti kuat dari 277 saksi dan empat ahli. Netizen terbagi: sebagian menyayangkan citra filantropisnya terkikis, lainnya menuntut keadilan atas kerugian negara.
Daftar Isi
Kesimpulan
Profil Iwan Kurniawan Lukminto mencerminkan perjalanan dari kesuksesan ke kontroversi hukum. Dari pendidikan elit hingga memimpin Sritex, ia kini menghadapi tuduhan korupsi yang mengguncang industri tekstil. Kasus ini jadi pelajaran tentang integritas bisnis. Akankah ia membuktikan ketidakbersalahannya? Pantau perkembangan kasus ini!
Penulis: Trisno
Tanggal Terbit: 14 Agustus 2025