Kapal Greta Thunberg yang tergabung dalam misi Global Sumud Flotila (GSF) diserang drone saat bersandar di Tunisia, memicu kebakaran sebelum berlayar menuju Gaza.
Kronologi Serangan Drone terhadap Kapal Greta Thunberg
Insiden terjadi pada Selasa (9/9/2025) dini hari di pelabuhan Sido Bou Said, Tunisia. Kapal utama Global Sumud Flotila (GSF) atau dikenal dengan nama “Family Boat”, yang direncanakan menjadi kendaraan Greta Thunberg bersama sejumlah aktivis internasional menuju Gaza, tiba-tiba terbakar.
Seorang saksi mata sekaligus relawan asal Brasil, Thiago Ávila, mengungkapkan bahwa ia melihat drone terbang hanya sekitar 4 meter di atas kepalanya. Drone tersebut berhenti sebentar, kemudian bergerak ke bagian depan kapal sebelum menjatuhkan benda yang diduga bom. Ledakan menimbulkan api besar di dek depan.
Tujuan Misi Kapal Greta Thunberg
Misi GSF adalah menembus blokade Israel dengan membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Selain Greta Thunberg, beberapa aktivis terkenal lain yang dijadwalkan ikut berlayar adalah Thiago Ávila (Brasil) dan Yasemin Acar (Turki).
Kapal ini direncanakan berlayar melalui Laut Mediterania menuju Gaza sebagai bagian dari aksi simbolik dan kemanusiaan menentang blokade yang dianggap menghambat distribusi bantuan.
Dampak & Reaksi Internasional
- Kerusakan Kapal: Api dilaporkan merusak bagian depan dek, meskipun laporan detail mengenai kerusakan penuh belum dipublikasikan.
- Keselamatan Aktivis: Belum ada laporan korban jiwa, namun insiden ini meningkatkan risiko keamanan bagi seluruh peserta misi.
- Sorotan Global: Serangan drone menimbulkan pertanyaan besar terkait keamanan aktivis internasional yang ingin mengirimkan bantuan ke Gaza.
Analisis
Peristiwa ini memperlihatkan bagaimana aksi kemanusiaan berisiko tinggi di kawasan konflik. Keterlibatan nama besar seperti Greta Thunberg membuat kasus ini semakin mendapat perhatian dunia. Serangan drone tidak hanya mengancam nyawa aktivis, tetapi juga mempertegas intensitas konflik di kawasan Timur Tengah.
Komentar