Pangalengan, 21 April 2025 – Kabar mengejutkan datang dari kawasan Pangalengan, Bandung Selatan. Kebun teh yang selama ini menjadi ikon wisata dan sumber penghidupan warga setempat diduga mulai dialihfungsikan menjadi kebun sayuran. Perubahan ini memicu beragam reaksi, dari keheranan hingga kekhawatiran, di kalangan masyarakat dan pelaku wisata.
Kebun teh Pangalengan dikenal dengan hamparan hijau yang memanjakan mata, udara sejuk, dan aroma khas daun teh yang menenangkan. Selain menjadi destinasi wisata, kebun ini juga mendukung perekonomian lokal melalui produksi teh berkualitas. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah lahan di kawasan ini mulai ditanami sayuran seperti kolplay, wortel, dan kentang. Kabar ini pertama kali viral di media sosial setelah sejumlah warganet mengunggah foto-foto lahan kebun teh yang kini berubah menjadi petak-petak sayuran.
Menurut warga setempat, perubahan fungsi lahan ini diduga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar sayuran yang dinilai lebih menguntungkan secara ekonomi dalam jangka pendek. “Teh itu butuh waktu lama untuk panen, sedangkan sayuran bisa cepat laku. Tapi, ya, kami sedih juga, ini kan ciri khas Pangalengan,” ujar Dedi, seorang petani lokal.
Namun, tidak semua pihak setuju dengan perubahan ini. Pelaku usaha wisata khawatir alih fungsi lahan akan mengurangi daya tarik Pangalengan sebagai destinasi agrowisata. “Wisatawan datang ke sini untuk lihat kebun teh, bukan kebun kolplay. Kalau ini terus, apa bedanya sama daerah lain?” keluh Ani, pemilik homestay di kawasan tersebut.
Pemerintah setempat belum memberikan pernyataan resmi terkait isu ini. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa pihak pengelola kebun sedang mempertimbangkan diversifikasi tanaman untuk menjaga keberlanjutan ekonomi tanpa mengorbankan identitas kebun teh. “Kami sedang pelajari opsi terbaik. Kebun teh tetap jadi prioritas, tapi kami juga harus dengar kebutuhan petani,” ujar seorang pejabat Dinas Pertanian yang enggan disebut namanya.
Sementara itu, para pegiat lingkungan juga menyuarakan kekhawatiran. Alih fungsi lahan berpotensi mengganggu ekosistem lokal, termasuk keseimbangan air dan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. “Kebun teh punya peran penting dalam menjaga lingkungan. Kalau diganti sayuran yang butuh pupuk kimia intensif, dampaknya bisa panjang,” ujar Rina, aktivis lingkungan dari Bandung.
Kabar ini terus menjadi perbincangan hangat di media sosial, dengan tagar #SelamatkanKebunTehPangalengan ramai digunakan. Warganet berharap ada solusi yang bisa menyeimbangkan kebutuhan ekonomi, pelestarian budaya, dan kelestarian lingkungan.
Hingga kini, nasib kebun teh Pangalengan masih menjadi tanda tanya. Apakah hamparan hijau ini akan tetap menjadi kebanggaan, atau perlahan berubah menjadi ladang sayur? Yang jelas, perubahan ini telah membuka diskusi penting tentang bagaimana menjaga warisan alam di tengah tekanan ekonomi.
Penulis: Tim Redaksi Sentiment.co.id
Tanggal: 21 April 2025