Kepala BNN: Ganja Medis Perlu Kajian Mendalam untuk Pastikan Manfaat dan Keamanan

Kepala BNN: Ganja Medis Perlu Kajian Mendalam untuk Pastikan Manfaat dan Keamanan

Jakarta, 6 Mei 2025 – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose, menegaskan bahwa penggunaan ganja untuk keperluan medis memerlukan kajian dan riset mendalam sebelum dapat diimplementasikan di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan menyusul diskusi yang semakin hangat mengenai potensi ganja sebagai alternatif pengobatan untuk berbagai penyakit, seperti epilepsi, nyeri kronis, dan kanker.

Menurut Petrus, meskipun beberapa negara telah melegalkan ganja medis, Indonesia harus berhati-hati dalam mengambil langkah serupa. “Kita tidak bisa langsung mengadopsi tanpa bukti ilmiah yang kuat. Ganja memiliki efek psikoaktif yang bisa berisiko jika tidak diatur dengan ketat,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/5). Ia menambahkan bahwa BNN mendukung riset ilmiah untuk mengeksplorasi manfaat dan risiko ganja, namun tetap memprioritaskan perlindungan masyarakat dari penyalahgunaan narkotika.

Petrus juga menyoroti pentingnya melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta komunitas medis, dalam proses kajian. “Kami ingin memastikan bahwa jika ganja digunakan untuk medis, itu benar-benar aman, terkontrol, dan bermanfaat bagi pasien,” katanya. Ia mencontohkan bahwa di negara seperti Kanada dan Belanda, penggunaan ganja medis diatur dengan ketat, mulai dari produksi hingga distribusi, untuk mencegah penyalahgunaan.

Diskusi mengenai ganja medis di Indonesia mulai mengemuka sejak beberapa kasus pasien yang mengklaim mendapatkan manfaat dari penggunaan ganja untuk pengobatan. Namun, status ganja sebagai narkotika golongan I berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika membuat legalisasi menjadi isu yang kompleks. BNN menegaskan bahwa setiap keputusan harus berlandaskan data ilmiah, bukan sekadar tren global atau desakan publik.

Terungkap! Korupsi Kuota Haji: Fee Rp 42-113 Juta Mengguncang Kemenag, Apa Kata KPK?

Di sisi lain, sejumlah pakar medis dan aktivis mendesak pemerintah untuk segera memulai riset ganja medis. Dr. Andi Susanto, ahli farmakologi dari Universitas Indonesia, mengatakan bahwa senyawa seperti cannabidiol (CBD) dalam ganja memiliki potensi besar untuk pengobatan tanpa efek psikoaktif yang signifikan. “Riset harus dimulai sekarang agar kita tidak tertinggal. Namun, kami setuju bahwa pengaturan ketat sangat diperlukan,” ujarnya.

BNN berencana menggelar forum ilmiah bersama para pemangku kepentingan untuk membahas langkah konkret terkait ganja medis. Petrus menegaskan bahwa BNN tidak menutup kemungkinan untuk mendukung legalisasi ganja medis di masa depan, asalkan ada bukti ilmiah yang memadai dan sistem pengawasan yang kuat. “Kami ingin solusi yang terbaik untuk kesehatan masyarakat, tanpa mengorbankan keamanan,” tutupnya.

Analisis Sentimen Penulis

Penulis artikel ini memiliki sentimen yang netral dengan sedikit kecenderungan hati-hati. Penulis menyampaikan pernyataan Kepala BNN secara objektif, menyeimbangkan antara potensi manfaat ganja medis dan risiko yang harus diwaspadai. Penulis juga mengutip pandangan ahli untuk memberikan perspektif yang lebih luas, menunjukkan sikap terbuka terhadap riset ilmiah namun tetap menekankan pentingnya kehati-hatian dan pengawasan ketat. Tidak ada nada yang memihak secara kuat terhadap atau menentang legalisasi ganja medis, melainkan fokus pada perlunya kajian mendalam.

Tabel: Pro dan Kontra Penggunaan Ganja Medis

AspekProKontra
Manfaat MedisPotensi pengobatan untuk epilepsi, nyeri kronis, kanker, dan gangguan lainnya.Efek samping seperti kecanduan, gangguan kognitif, atau efek psikoaktif.
Bukti IlmiahSenyawa seperti CBD terbukti bermanfaat di beberapa negara.Kurangnya riset lokal di Indonesia, data ilmiah masih terbatas.
PengaturanDapat diatur ketat seperti di Kanada dan Belanda untuk mencegah penyalahgunaan.Risiko penyalahgunaan jika pengawasan lemah, terutama di pasar ilegal.
HukumLegalitas dapat meningkatkan akses pasien ke pengobatan alternatif.Bertentangan dengan UU Narkotika, memerlukan perubahan regulasi besar.
Dampak SosialMengurangi stigma terhadap ganja jika digunakan untuk medis.Potensi normalisasi penggunaan ganja di kalangan masyarakat umum.

Catatan: Tabel ini disusun berdasarkan informasi dalam artikel dan pandangan umum terkait isu ganja medis.

10 Ide Bisnis Rumahan: Omzet Besar Modal Kecil
sentiment: