Perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 terus menjadi sorotan internasional. Konflik ini tidak hanya melibatkan kedua negara, tetapi juga menarik perhatian dan keterlibatan dari kekuatan besar lainnya, termasuk China dan Amerika Serikat (AS). Baru-baru ini, terungkap fakta mengejutkan mengenai partisipasi langsung tentara China dalam mendukung Rusia, sementara AS memiliki pusat komando strategis di Jerman yang berperan penting dalam mendukung Ukraina.
Pada 9 April 2025, pasukan Ukraina berhasil menangkap dua tentara China yang berperang di pihak Rusia di wilayah Donetsk. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, merilis video yang menunjukkan salah satu tentara tersebut dalam seragam militer dengan tangan terikat, berbicara dalam bahasa Mandarin dan menyebut “komandan”. Zelensky menuduh China terlibat dalam upaya perang Rusia dan menyatakan bahwa Rusia telah menyeret China ke dalam konflik ini. Menurut Zelensky, sebanyak 155 warga negara China telah dikerahkan ke garis depan untuk mendukung Rusia.
Menanggapi hal ini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menyatakan keprihatinan mendalam. Ia mencatat bahwa China memasok hampir 80% barang yang dibutuhkan Rusia untuk perang tersebut dan memperingatkan tentang potensi ketidakstabilan global akibat keterlibatan China. Sementara itu, Beijing membantah adanya perekrutan skala besar dan memperingatkan warganya untuk menghindari terlibat dalam konflik bersenjata. Ukraina pun menawarkan untuk membebaskan tentara China yang ditangkap dengan imbalan pembebasan tawanan perang Ukraina yang ditahan di Rusia.
Di sisi lain, AS juga memainkan peran aktif dalam mendukung Ukraina. Mantan panglima militer Ukraina, Jenderal (Purn) Valery Zaluzhny, mengungkapkan bahwa AS memiliki “senjata rahasia” berupa pusat komando di Wiesbaden, Jerman. Zaluzhny, yang kini menjabat sebagai duta besar Ukraina di London, menjelaskan bahwa pusat tersebut berfokus pada logistik dan analisis standar NATO, dengan dukungan dari Inggris. Namun, pernyataan ini bertentangan dengan laporan New York Times pada Maret yang menyoroti peran signifikan AS dalam merencanakan misi tempur Ukraina. Laporan tersebut menggambarkan kerjasama erat antara AS dan Ukraina di Wiesbaden, dengan keterlibatan sekutu NATO dalam “rantai pembunuhan”. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengomentari laporan tersebut dengan menyatakan bahwa hal itu memvalidasi klaim Rusia tentang peran AS dan Inggris sejak tahun 2014.
Keterlibatan langsung China dan AS dalam perang Ukraina menegaskan kompleksitas dinamika internasional dalam konflik ini. Di satu sisi, China mendukung Rusia dengan mengirimkan tentara dan memasok barang, sedangkan AS dan sekutunya memberikan dukungan strategis dan logistik kepada Ukraina. Situasi ini berpotensi mempengaruhi keseimbangan kekuatan global dan stabilitas di masa depan.
Sumber:
1. “Tentara China Ikut Perang Sokong Rusia Melawan Ukraina, AS Cemas” – SINDOnews.com, 9 April 2025. [Tentara China Ikut Perang Sokong Rusia Melawan Ukraina, AS Cemas](https://international.sindonews.com/read/1552975/41/tentara-china-ikut-perang-sokong-rusia-melawan-ukraina-as-cemas-1744164299)
2. “Eks Jenderal Tertinggi Ukraina Ungkap Senjata Rahasia AS dalam Perang Melawan Rusia” – SINDOnews.com, 9 April 2025. [Eks Jenderal Tertinggi Ukraina Ungkap Senjata Rahasia AS dalam Perang Melawan Rusia](https://international.sindonews.com/read/1552895/41/eks-jenderal-tertinggi-ukraina-ungkap-senjata-rahasia-as-dalam-perang-melawan-rusia-1744149848)
Reaksi Sentiment Public