sentiment.co.id/viral – Suasana tegang menyelimuti Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu 27 September 2025. Acara yang seharusnya jadi pesta demokrasi internal justru berubah jadi arena kericuhan, dengan adu mulut, perkelahian, hingga lempar kursi antar kader. Meski begitu, Muhamad Mardiono tetap terpilih sebagai Ketua Umum melalui aklamasi, di tengah tudingan ada pihak yang sengaja memaksakan kehendak untuk kepentingan pribadi.
Kronologi Keributan yang Meledak di Pembukaan
Muktamar dimulai dengan pidato Plt Ketua Umum, tapi baru beberapa menit, situasi memanas. Kelompok oposisi disebut memprovokasi, picu bentrokan fisik yang terekam video. Kader saling dorong, teriak-teriak, bahkan ada yang lempar kursi ke arah pimpinan sidang. Pimpinan Muktamar buru-buru percepat proses pemilihan untuk redakan gejolak. Mardiono, yang didukung mayoritas peserta, akhirnya menang aklamasi tanpa voting terbuka. “Kita sudah tahu ada gelagat pihak luar yang mau paksa kehendak,” katanya usai pengumuman, menuding keributan sebagai upaya ilegal melalui pembentukan organisasi cadangan (OC) dan steering committee (SC).
Proses konstitusional tetap jalan, tapi kericuhan ini bikin muka PPP merah. Mardiono janji proses hukum tegas terhadap pelaku, sambil tekankan komitmen selenggarakan muktamar secara sah. Ini bukan pertama kalinya PPP diramaikan drama internal; ingat kongres 2020 yang juga berantakan.
Respons Pihak Terkait dan Dampak Politik
Pimpinan sidang langsung amankan lokasi, dengan keamanan ditingkatkan. Mardiono bilang, keriuhan itu cuma dari segelintir orang dengan agenda tersembunyi, tapi cukup ganggu citra partai di mata publik. PPP, yang punya sejarah panjang sebagai partai Islam moderat, kini dihadapkan ujian kredibilitas jelang pemilu 2029.
Sentimen Publik di Media Sosial
Warganet di X ramai sindir, sentimen campur antara kecewa dan sinis, dari pantauan 20 post terkini.
Positif (15%):
- Dukungan Mardiono: “Selamat Ketum Mardiono! Proses hukum pelaku keributan, PPP maju terus.”
- Apresiasi aklamasi: “Konstitusional jalan, bagus percepat pemilihan biar ga tambah chaos.”
Negatif (70%):
- Kritik malu: “Muktamar PPP kok kayak pasar malam? Adu jotos, lempar kursi—partai apa ini?!”
- Sindir kader: “PPP jadi Pukul Pukul Pukul, hadeehh… citra Islam moderat ambyar.”
Netral (15%):
- Fokus fakta: “Video kericuhan Muktamar PPP viral, Mardiono siap jalur hukum.”
- Tanya lanjut: “Siapa dalangnya? Tunggu update proses hukum.”
Kericuhan ini jadi pelajaran berharga buat PPP: internal harmony kunci sukses politik. Dengan Mardiono di pucuk, harapannya partai bangkit dari drama, fokus isu rakyat.
Komentar