Pengemis “Tajir” di Gorontalo Kembali Berulah, Satpol PP Turun Tangan
Di Kota Gorontalo, fenomena pengemis “tajir” kembali mencuri perhatian. Seorang pengemis yang diketahui memiliki penghasilan fantastis dan tabungan ratusan juta rupiah kembali beraksi di jalanan. Namun, aksi tersebut berakhir dengan penertiban oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat. Kejadian ini menambah daftar panjang kasus pengemis kaya yang menjadikan meminta-minta sebagai profesi menggiurkan.
Menurut laporan, pengemis tersebut mampu mengumpulkan hingga Rp5,7 juta dalam seminggu. Lebih mencengangkan, ia memiliki tabungan di bank yang mencapai ratusan juta rupiah. Informasi ini terungkap setelah Satpol PP melakukan razia di sejumlah titik strategis di Kota Gorontalo. Pengemis ini bukanlah wajah baru, karena ia sudah beberapa kali diamankan sebelumnya. Namun, ia kembali ke jalanan, memanfaatkan simpati masyarakat untuk meraup keuntungan besar.
Kasus serupa bukanlah hal baru di Indonesia. Di Bondowoso, Satpol PP pernah menjaring pengemis dengan penghasilan Rp600 ribu per hari, sementara di Pati, seorang pengemis bernama Legiman memiliki kekayaan lebih dari Rp1 miliar. Fenomena ini memunculkan pertanyaan tentang efektivitas penanganan pengemis dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak memberikan uang secara sembarangan.
Satpol PP Gorontalo kini mengintensifkan razia dan mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam bersedekah. Memberikan bantuan melalui lembaga resmi dinilai lebih tepat untuk memastikan bantuan sampai kepada yang benar-benar membutuhkan. Kasus pengemis “tajir” ini menjadi pengingat bahwa meminta-minta kerap dijadikan ladang bisnis, bukan sekadar kebutuhan hidup. Masyarakat diajak untuk bijak agar fenomena ini tidak terus berulang.
