Internasional

Perang Israel-Iran: Eskalasi Konflik dan Kekhawatiran Perang Dunia III

Perang Israel-Iran: Eskalasi Konflik dan Kekhawatiran Perang Dunia III

23 Juni 2025 | Oleh Tim Redaksi Sentiment

Konflik antara Israel dan Iran kembali memanas, menjadi salah satu topik paling viral di media sosial dan berita global. Ketegangan ini dipicu oleh serangkaian serangan militer, termasuk aksi Israel yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, diikuti keterlibatan langsung Amerika Serikat (AS) dalam operasi yang dijuluki “Operation Midnight Hammer.” Dunia kini mengkhawatirkan potensi eskalasi menuju konflik global yang disebut-sebut sebagai “Perang Dunia III.”

Latar Belakang Konflik

Konflik Israel-Iran telah berlangsung selama beberapa dekade, berakar pada perbedaan ideologi, persaingan geopolitik, dan isu program nuklir Iran. Pada 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan mendadak terhadap situs militer dan nuklir Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Fordo dan Natanz, yang dianggap sebagai ancaman oleh Tel Aviv. Iran membalas dengan meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone ke Israel, meskipun sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel.

Puncak eskalasi terjadi ketika AS, di bawah komando Presiden Donald Trump, melakukan serangan udara pada 22 Juni 2025, menghantam tiga situs nuklir utama Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan. Trump menyebut serangan ini sebagai “keberhasilan militer spektakuler” yang “menghancurkan sepenuhnya” fasilitas nuklir Iran. Namun, pejabat AS menegaskan bahwa penilaian kerusakan masih berlangsung, dan Iran diyakini masih memiliki kapabilitas militer yang signifikan.

Benarkah Alien Ada? Mayoritas Ilmuwan Yakin!

Dampak Global dan Kekhawatiran Perang Dunia III

Serangan AS ke Iran memicu reaksi beragam di seluruh dunia. Harga minyak melonjak sekitar 10% karena kekhawatiran Iran akan mengganggu jalur pelayaran di Selat Hormuz, yang merupakan jalur vital bagi pasokan minyak global. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan keprihatinan atas risiko konflik global, menyebut situasi di fasilitas nuklir Iran “mengkhawatirkan” dan menegaskan bahwa Rusia akan memperluas kerja sama militer dengan negara-negara sekutunya.

Di media sosial, istilah “World War 3” menjadi trending, dengan banyak pengguna mengungkapkan kecemasan melalui meme dan diskusi. Sebagian netizen melihat keterlibatan AS sebagai langkah berbahaya yang dapat memicu perang yang lebih luas, sementara yang lain mendukung tindakan tersebut sebagai upaya mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Duta Besar Israel untuk Vatikan, Yaron Sideman, bahkan menyatakan bahwa serangan Israel dan AS bertujuan untuk “mencegah Perang Dunia III” dengan melucuti kapabilitas nuklir Iran.

Namun, sejumlah pakar berpendapat bahwa Iran tidak mungkin meningkatkan konflik dengan AS secara langsung. Oded Ailam, mantan pejabat pertahanan Israel, memperkirakan Iran akan memilih untuk “melampiaskan kemarahan” pada Israel dengan meningkatkan serangan rudal balistik, daripada menyerang aset AS. Di sisi lain, demonstrasi anti-perang di AS menunjukkan penolakan publik terhadap keterlibatan militer, dengan ribuan warga turun ke jalan membawa bendera Palestina dan poster menentang pendanaan militer AS untuk Israel.

Posisi Indonesia dan Implikasi Regional

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menghadapi tekanan untuk mengambil sikap dalam konflik ini. Pemerintah Indonesia belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait keterlibatan AS dalam perang Israel-Iran, namun sejumlah pengamat mendesak Jakarta untuk tetap netral dan mendorong dialog diplomatik. Konflik ini juga berpotensi memengaruhi harga minyak dan stabilitas ekonomi di kawasan Asia Tenggara, mengingat ketergantungan Indonesia pada impor energi.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Masa depan konflik ini bergantung pada respons Iran. Meskipun Tehran telah bersumpah untuk membalas, kapabilitas militernya diyakini telah melemah akibat serangan bertubi-tubi dari Israel dan AS. Beberapa skenario yang mungkin terjadi termasuk serangan terbatas terhadap aset Israel, gangguan di Selat Hormuz, atau upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan. Sementara itu, dunia terus memantau langkah AS dan sekutunya, serta potensi keterlibatan aktor lain seperti Rusia dan China, yang dapat memperumit dinamika konflik.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-80: Merayakan 80 Tahun Kemerdekaan

Konflik Israel-Iran bukan hanya masalah regional, tetapi telah menjadi isu global yang memengaruhi ekonomi, keamanan, dan sentimen publik di berbagai belahan dunia. Apakah ini akan menjadi pemicu Perang Dunia III atau dapat diredam melalui diplomasi? Hanya waktu yang akan menjawab.

Ikuti perkembangan berita terkini di Sentiment.co.id untuk informasi lebih lanjut.


error: Dilarang Copy ya Disini 👊