Pria Geram Hotelnya Disomasi LMKN Gegara Suara Burung, Bukan Musik

Pria geram hotelnya disomasi LMKN karena dianggap memutar musik, padahal hanya suara burung asli. Simak fakta, kronologi, dan respons netizen atas kasus viral ini.

Pria Geram Hotelnya Disomasi LMKN: Kontroversi Suara Burung

Pria geram hotelnya disomasi LMKN setelah video viral di media sosial menunjukkan kemarahannya atas surat dari Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Surat itu mengklaim hotelnya di Bali memutar musik tanpa izin, padahal suara yang terdengar adalah suara burung asli di area hotel. Kasus ini memicu kemarahan publik dan diskusi tentang pengelolaan royalti. Artikel ini mengulas kronologi, fakta, dan respons netizen.

Kronologi Kasus

Pada 8 Agustus 2025, akun X @vicko_twitt mengunggah video seorang pria, diduga pemilik hotel di Bali, yang geram atas surat somasi LMKN. Dalam video, ia menunjukkan suara burung asli di area hotel, bukan musik berhak cipta. “Pria geram hotelnya disomasi LMKN dianggap putar musik, padahal pakai suara burung asli,” tulis keterangan video, dikutip pada Selasa (12/8/2025). Pria geram hotelnya disomasi LMKN karena dianggap pungli absurd, dengan tuntutan Rp5 juta.

Fakta di Balik Somasi

Pria geram hotelnya disomasi LMKN karena kesalahpahaman. LMKN bertugas mengelola royalti musik, tetapi tidak memiliki wewenang atas suara alam. Surat somasi diduga keliru, mungkin akibat inspeksi yang tidak cermat. Tidak ada laporan resmi dari LMKN membenarkan somasi ini, menurut Suara.com. Pria geram hotelnya disomasi LMKN memicu dugaan maladministrasi dalam pengelolaan royalti.

Respons Publik

Netizen di X bereaksi keras. @SbyNews menulis, “Ciri negara bangkrut, apa-apa dipajakin!” @JatimViral berkomentar, “LMKN harus klarifikasi, ini lucu tapi serius!” Tagar #StopPungliLMKN trending, mencerminkan kemarahan publik. Pria geram hotelnya disomasi LMKN menyoroti perlunya transparansi dalam pengelolaan royalti, terutama menjelang HUT RI ke-80.

Pegawai Samsat Karaoke Viral: Warga Antre Pajak

Dampak dan Solusi

Kasus ini menunjukkan perlunya edukasi tentang hak cipta dan pengawasan ketat terhadap LMKN. Pria geram hotelnya disomasi mendorong masyarakat melapor ke polisi jika menghadapi somasi tidak wajar. Pemerintah diminta mengevaluasi prosedur LMKN agar tidak merugikan pelaku usaha.

Kesimpulan
hotelnya disomasi LMKN karena suara burung asli disangka musik menunjukkan kesalahan prosedur yang memicu kemarahan. Kasus ini mengajak publik menuntut transparansi dan akuntabilitas dari LMKN agar kejadian serupa tidak terulang.

Penulis: Saraswati
Tanggal Terbit: 12 Agustus 2025

Viral: Lamaran Ditolak di Sidoarjo Gegara Rombongan Berlebihan
Saraswati: Profesional Analisis Artikel Sentiment