Profil Riduan, bankir senior kelahiran Palembang, resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 4 Agustus 2025, menggantikan Darmawan Junaidi. Dengan pengalaman hampir tiga dekade di sektor keuangan, Riduan dikenal sebagai figur visioner yang mendorong transformasi digital dan pertumbuhan berkelanjutan. Profil ini mengupas perjalanan karier, kontribusi di Bank Mandiri, serta visinya menuju Indonesia Emas 2045, termasuk fokus pada strategi digitalisasi dan kinerja keuangan yang solid.
Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Riduan lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 5 November 1970. Ia menempuh pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Universitas Sriwijaya, Palembang, lulus pada 1994. Semangatnya untuk memperdalam pengetahuan keuangan mendorongnya melanjutkan studi Magister Manajemen di universitas yang sama, selesai pada 1998. Pendidikan ini membekalinya dengan pemahaman mendalam tentang akuntansi dan manajemen, menjadi fondasi kokoh untuk karier di sektor perbankan.
Selama kuliah, Riduan dikenal sebagai mahasiswa aktif yang sering terlibat dalam diskusi ekonomi dan organisasi kampus. Ia juga mengikuti pelatihan kepemimpinan, yang membentuk karakternya sebagai pemimpin yang adaptif dan strategis. Latar belakang akademisnya, dikombinasikan dengan pengalaman praktis, membuatnya cepat menonjol di dunia profesional.
Perjalanan Karier di Sektor Keuangan
Riduan memulai kariernya di Bank Mandiri pada 1999, tepat saat bank ini terbentuk dari merger beberapa bank BUMN pasca-krisis moneter 1998. Berikut adalah tonggak penting dalam perjalanan kariernya:
- 1999–2005: Memulai sebagai staf di divisi mikro perbankan, Riduan belajar dinamika bisnis skala kecil, yang menjadi cikal bakal pemahamannya tentang inklusi keuangan.
- 2005–2007: Menjabat sebagai Assistant Vice President Micro Banking, ia fokus pada pengembangan produk kredit untuk UMKM, membantu pemulihan ekonomi lokal di Sumatera.
- 2007–2011: Promosi sebagai Vice President Commercial Banking, Riduan mengelola portofolio kredit untuk bisnis menengah, meningkatkan efisiensi penyaluran kredit.
- 2011–2014: Menjabat sebagai Komisaris Mandiri Axa General Insurance, ia memperluas wawasan di sektor asuransi, memperkuat sinergi antara perbankan dan asuransi.
- 2013–2016: Ditunjuk sebagai Direktur Keuangan dan Investasi PT Askes (Persero) dan BPJS Kesehatan, Riduan berperan penting dalam pengelolaan keuangan program kesehatan terbesar di dunia saat itu. Ia mengembangkan sistem keuangan yang mendukung operasional BPJS di tengah tantangan transisi.
- 2016–2017: Kembali ke Bank Mandiri sebagai Regional CEO II/Sumatera 2, ia memimpin operasional perbankan di wilayah Sumatera, meningkatkan penetrasi pasar di segmen ritel dan korporasi.
- 2017–2019: Sebagai Senior Executive Vice President (SEVP) Middle Corporate, Riduan mendorong pertumbuhan kredit untuk perusahaan menengah, sekaligus menjadi Komisaris PT Mandiri Sekuritas (2018–2019).
- 2019–2024: Menjabat Direktur Commercial Banking, ia memperkuat segmen kredit menengah, yang menjadi tulang punggung pendapatan bank.
- 2024–2025: Sebagai Direktur Corporate Banking, Riduan fokus pada pembiayaan korporasi besar, mendukung sektor-sektor strategis seperti energi dan infrastruktur.
- Maret–Agustus 2025: Ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama, menggantikan Alexandra Askandar, sebelum akhirnya naik menjadi Direktur Utama pada Agustus 2025.
Perjalanan karier Riduan mencerminkan kemampuan adaptasinya dalam menghadapi dinamika ekonomi, dari krisis moneter hingga pandemi COVID-19. Ia dikenal sebagai pemimpin yang mengedepankan kolaborasi dan inovasi, terutama dalam menghadapi tantangan global.
Kontribusi di Bank Mandiri
Riduan telah memberikan dampak signifikan di Bank Mandiri, terutama melalui strategi digitalisasi dan penguatan fundamental keuangan. Berikut adalah kontribusi utamanya:
1. Pemulihan Pasca-Pandemi
Pada 2020, saat pandemi COVID-19 melanda, laba bersih Bank Mandiri anjlok 37,7% menjadi Rp17,1 triliun dari Rp27,4 triliun pada 2019. Riduan, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Commercial Banking, berperan dalam merancang strategi pemulihan. Ia fokus pada kualitas kredit, menargetkan rasio kredit bermasalah (NPL) di kisaran 3–3,5%. Hasilnya, pada 2021, laba bersih melonjak 66,8% menjadi Rp28,03 triliun, dan pada 2022 mencapai Rp41,2 triliun, tumbuh 46,9% year-on-year (yoy).
2. Transformasi Digital
Riduan menjadi motor penggerak digitalisasi Bank Mandiri, terutama melalui platform Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri. Pada 2024, Livin’ by Mandiri mencatat 29,3 juta pengguna dengan 3,9 miliar transaksi, tumbuh 38% yoy, sementara Kopra by Mandiri mengelola transaksi senilai Rp22.700 triliun, naik 17% yoy. Ia juga mendukung peluncuran Livin’ Merchant pada 2023, yang kini memiliki 2,6 juta pengguna terdaftar per Maret 2025. Digitalisasi ini meningkatkan efisiensi operasional, dengan rasio biaya terhadap pendapatan (CIR) terjaga di 38,2% pada Q1 2025.
3. Pertumbuhan Aset dan Laba
Di bawah kontribusi Riduan di berbagai posisi, Bank Mandiri mencatat total aset Rp2.427 triliun pada 2024, tumbuh 11,6% yoy. Laba bersih konsolidasi mencapai Rp55,8 triliun, naik 1,31% dari Rp55,1 triliun pada 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit Rp1.670,5 triliun (naik 19,5% yoy) dan dana pihak ketiga (DPK) Rp1.699 triliun (naik 7,73% yoy), dengan dana murah (CASA) menyumbang 80,3% dari total DPK.
4. Keuangan Berkelanjutan
Riduan mendukung pembiayaan berkelanjutan, dengan portofolio mencapai Rp294 triliun pada Q1 2025, tumbuh 11,1% yoy. Ia juga terlibat dalam penerbitan Global Bond USD800 juta dan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan senilai Rp5 triliun pada 2025, memperkuat struktur pendanaan bank.
Visi Strategis sebagai Direktur Utama
Sebagai Direktur Utama, Riduan memiliki visi memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia sambil mendukung visi Indonesia Emas 2045. Fokus utamanya meliputi:
1. Akselerasi Digitalisasi
Riduan akan melanjutkan transformasi digital dengan mengoptimalkan Livin’ by Mandiri untuk ritel dan Kopra by Mandiri untuk segmen wholesale. Ia menargetkan pertumbuhan transaksi digital sebesar 25% yoy pada 2026, dengan penambahan fitur seperti investasi reksa dana mulai Rp10 ribu untuk inklusi keuangan.
2. Ekspansi Kredit Prospektif
Riduan berencana memperluas penyaluran kredit di sektor-sektor strategis, seperti energi terbarukan, infrastruktur, dan UMKM. Ia menargetkan pertumbuhan kredit 15–20% yoy, sambil menjaga NPL di bawah 1%, seperti 0,97% pada 2024.
3. Penguatan Keuangan Berkelanjutan
Komitmen pada ESG (Environmental, Social, Governance) menjadi prioritas. Riduan akan mendorong pembiayaan proyek hijau dan memperluas portofolio berkelanjutan hingga Rp350 triliun pada 2027.
4. Kolaborasi dengan Pemerintah
Sebagai bank BUMN, Riduan akan mendukung program pemerintah, seperti inklusi keuangan di daerah terpencil dan pembiayaan proyek strategis nasional, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Tantangan di Depan
Meski berprestasi, Riduan menghadapi tantangan besar, seperti ketidakpastian ekonomi global, risiko geopolitik, dan persaingan ketat di sektor perbankan digital. Tekanan untuk menjaga profitabilitas sambil memperluas inklusi keuangan juga menjadi prioritas. Dengan pengalamannya, Riduan diharapkan mampu menavigasi tantangan ini melalui strategi manajemen risiko yang disiplin dan inovasi berkelanjutan.
Reaksi Publik
Netizen di media sosial, melalui tagar #BankMandiri2025, menunjukkan optimisme terhadap kepemimpinan Riduan (75% sentimen positif). Mereka memuji pengalamannya di BPJS Kesehatan dan Bank Mandiri sebagai modal kuat. Namun, 15% menyuarakan kekhawatiran soal volatilitas ekonomi global, dan 10% bertanya tentang rencana digitalisasi jangka panjang.
Daftar Isi
Kesimpulan
Riduan, Direktur Utama Bank Mandiri terbaru, membawa pengalaman hampir 30 tahun di sektor keuangan, dari mikro hingga korporasi. Kontribusinya dalam pemulihan pasca-pandemi, digitalisasi, dan pertumbuhan laba menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin visioner. Dengan fokus pada digitalisasi, keuangan berkelanjutan, dan kolaborasi pemerintah, ia siap membawa Bank Mandiri mendukung Indonesia Emas 2045. Generasi muda diajak memantau perkembangan Bank Mandiri melalui platform digital dan mendukung inklusi keuangan.
Pencarian Utama
Profil Riduan, Direktur Utama Bank Mandiri, BMRI 2025, Perjalanan karier Riduan, Laba bersih Bank Mandiri, Strategi digitalisasi, Wakil Direktur Utama
Pencarian Pendukung
Universitas Sriwijaya, BPJS Kesehatan, Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, Inklusi keuangan, Keuangan berkelanjutan, Indonesia Emas 2045