Viral

Puluhan Santriwati di Lombok Diduga Jadi Korban Pelecehan Ketua Ponpes, Terinspirasi Serial ‘Bidaah’ untuk Melapor

Puluhan Santriwati di Lombok Diduga Jadi Korban Pelecehan Ketua Ponpes, Terinspirasi Serial ‘Bidaah’ untuk Melapor

Oleh: Tim Redaksi Sentiment.co.id
Tanggal: 21 April 2025

Kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa puluhan santriwati di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah mencuri perhatian publik. Ketua yayasan ponpes berinisial AF dilaporkan melakukan tindakan asusila terhadap sejumlah mantan santriwatinya. Hingga kini, tujuh korban telah resmi melaporkan kasus ini ke Polresta Mataram, namun jumlah korban diperkirakan jauh lebih banyak, mencapai puluhan orang.

Menariknya, keberanian para korban untuk buka suara terinspirasi dari serial Malaysia berjudul Bidaah yang tengah viral di media sosial, khususnya TikTok. Serial ini mengangkat kisah penyimpangan dalam komunitas keagamaan, dengan salah satu tokohnya, Walid, digambarkan melakukan tindakan serupa. Para korban merasa pengalaman mereka mirip dengan alur cerita dalam serial tersebut, yang mendorong mereka untuk melapor.

Modus Pelecehan dan Pengakuan Pelaku

Menurut Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram, Joko Jumadi, modus yang digunakan AF adalah menjanjikan “keberkahan di rahim” kepada para santriwati, dengan dalih agar mereka dapat melahirkan anak-anak yang menjadi wali. Modus ini disebut mirip dengan perilaku tokoh Walid dalam serial Bidaah. “Para korban merasa pengalaman mereka sama dengan yang digambarkan dalam film itu,” ujar Joko di Mapolresta Mataram, Senin (21/4/2025).

Pegawai Samsat Karaoke Viral: Warga Antre Pajak

Joko juga mengungkapkan bahwa AF telah mengakui perbuatannya setelah para korban mulai berani bersuara. Pihak ponpes telah melakukan klarifikasi terkait kasus ini, dan penyidikan oleh Polresta Mataram masih berlangsung untuk mengungkap lebih banyak fakta. Laporan awal dari tiga korban diterima pada Rabu (16/4/2025), diikuti oleh laporan tambahan, sehingga total menjadi tujuh laporan hingga saat ini.

Dampak Serial Bidaah

Serial Bidaah, karya Erma Fatima, disebut terinspirasi dari kisah nyata dan mengkritik penyimpangan dalam komunitas keagamaan. Kesuksesan serial ini, terutama setelah episode terakhirnya dirilis, telah memicu diskusi luas di media sosial. Dalam konteks kasus di Lombok, serial ini menjadi katalis bagi para korban untuk mengatasi rasa takut dan melaporkan pengalaman traumatis mereka.

Joko menduga jumlah korban sebenarnya bisa mencapai 20 orang atau lebih, meskipun baru tujuh yang berani melapor. “Masih banyak korban yang mungkin belum siap bicara. Kami terus mendorong mereka untuk melapor dengan pendampingan penuh,” tambahnya.

Respons Aparat dan Masyarakat

Polresta Mataram tengah mendalami kasus ini dengan memeriksa keterangan dari korban, saksi, dan terlapor. Pihak kepolisian juga mengimbau korban lain yang belum melapor untuk segera bersuara, dengan jaminan kerahasiaan identitas.

Kasus ini menambah daftar panjang dugaan pelecehan seksual di lingkungan ponpes di Indonesia. Sebelumnya, kasus serupa juga dilaporkan di Lombok Tengah, Ngawi, Maros, dan daerah lainnya, menunjukkan perlunya pengawasan ketat terhadap institusi pendidikan keagamaan.

Viral: Lamaran Ditolak di Sidoarjo Gegara Rombongan Berlebihan

Di media sosial, kasus ini memicu kemarahan publik. Sebuah unggahan di platform X dari akun @detikbali__ menyebutkan bahwa AF diduga melecehkan puluhan santriwati, dengan tagar #Bidaah dan #Walid menjadi trending. Sentimen publik menuntut keadilan dan hukuman maksimal bagi pelaku.

Langkah ke Depan

Kasus ini menjadi pengingat penting akan perlunya perlindungan terhadap santriwati di lingkungan ponpes. LPA Mataram berkomitmen untuk terus mendampingi para korban, baik dalam proses hukum maupun pemulihan psikologis. Masyarakat juga diimbau untuk mendukung korban agar tidak merasa terisolasi atau dikucilkan.

Serial Bidaah telah membuktikan bahwa karya seni dapat menjadi alat pemberdayaan, memberi keberanian kepada korban untuk melawan ketidakadilan. Namun, tantangan ke depan adalah memastikan kasus seperti ini tidak terulang, dengan memperketat regulasi dan pengawasan di lingkungan pendidikan keagamaan.

Sentiment.co.id akan terus memantau perkembangan kasus ini dan menyuarakan keadilan bagi para korban.

Warga dan Aparat Kejar Avanza Hitam di Siriwini Nabire

Berita Terkait

Berita Terbaru