sentiment.co.id – Opini misterius soal sila kelima Pancasila “yatim piatu” seperti kata Buya Syafii viral di X sejak 30 September 2025, picu spekulasi “KKN rahasia reformasi”. Netizen bertanya-tanya: Kenapa keadilan sosial hilang? Tuding oligarki “hantu” yang sembunyikan janji Soekarno di PBB 1960—di tengah G30S trauma, apa ancaman gelap yang kini menggerogoti fondasi bangsa?
Bayang-Bayang Sila yang Hilang: Dari Pidato Global ke Trauma Lokal
Bayangkan: 30 September 1960, Soekarno di PBB tawarkan Pancasila sebagai jalan ketiga misterius—UNESCO catat sebagai Memory of the World. Tapi lima tahun kemudian, G30S 1965 cabik segalanya: Komunisme ancam ganti ideologi kita, tewaskan korban, tinggalkan luka tak sembuh. Benang merah tersembunyi? Ujian Pancasila: Dari ideologi asing ke praktik bangsa sendiri.
Kini, sila kelima “keadilan sosial” seperti yatim piatu—Buya Syafii bisik sejak kemerdekaan. Ketimpangan lebar, korupsi marak, reformasi 1998 lahirkan oligarki bayangan. Demokrasi? Labirin politik uang, polarisasi—gotong royong hilang dalam kabut. Founding fathers (Soekarno, Hatta, Sjahrir) beri teladan: Pengabdian, bukan pencitraan. Tapi pemimpin kini? Sibuk sembunyikan niat, KKN jadi “hantu” reformasi—partai sandera kuasa, rakyat tertutup pragmatisme gelap.
Apa konspirasi? Oligarki rahasia kuasai, sila kelima dibiarkan yatim—demokrasi substantif lenyap, janji keadilan jadi ilusi.
Sentimen Publik di Media Sosial
Warganet X bergemuruh, sentimen dominan gelisah tapi harap.
Positif (30%):
- Dukungan: “Pancasila abadi Soekarno—bangkit lawan bayang KKN!”
- Optimis: “Pendidikan praktik ungkap rahasia keadilan.”
Negatif (60%):
- Kritik: “Sila kelima yatim, reformasi bohong—oligarki sembunyikan apa?”
- Marah: “30/9 trauma, pemimpin ganti teladan founding fathers?”
Netral (10%):
- Fakta: “Pidato Soekarno UNESCO, G30S uji Pancasila.”
- Tanya: “Rahasia hidupkan sila kelima sekarang?”
30 September bisik misteri: Pancasila ujian abadi. Semoga ungkap konspirasi—atau hilang selamanya. Netizen, rahasia apa kau tahu?
Komentar