Viral

Ratusan Pelajar SMP Buleleng Tersandung Huruf: Kisah Mengejutkan di Balik Meja Belajar

Ratusan Pelajar SMP Buleleng Tersandung Huruf: Kisah Mengejutkan di Balik Meja Belajar

Oleh: Sentiment.co.id

Buleleng, sebuah kabupaten di ujung utara Bali yang dikenal dengan pesona alam dan budayanya, kini menjadi sorotan karena fakta mencengangkan: ratusan siswa SMP di wilayah ini belum mampu membaca dengan lancar. Fenomena ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan tantangan pendidikan yang mendesak untuk diatasi.

Berdasarkan laporan terbaru, Dewan Pendidikan Buleleng dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga setempat mencatat sekitar 400 siswa SMP masih kesulitan membaca dan mengeja, bahkan ada yang sama sekali belum menguasai kemampuan dasar ini. Angka ini bukan hanya statistik, tetapi alarm keras bahwa sistem pendidikan di daerah ini menghadapi kendala serius.

Apa yang Melatarbelakangi Krisis Ini?

10 Ide Bisnis Rumahan: Omzet Besar Modal Kecil

Beragam faktor disebut-sebut sebagai penyebab. Salah satunya adalah dampak pandemi Covid-19 yang mengganggu proses belajar-mengajar selama bertahun-tahun. Banyak siswa kehilangan kesempatan belajar secara langsung, terutama di masa-masa kritis saat mereka seharusnya mengasah kemampuan membaca di bangku SD. Kurikulum yang diterapkan pasca-pandemi juga dinilai belum sepenuhnya efektif untuk mengejar ketertinggalan ini.

Selain itu, faktor disleksia—gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan membaca—juga menjadi sorotan. Bupati Buleleng telah memulai penelusuran untuk memahami apakah disleksia memang memainkan peran besar, atau ada faktor lain seperti metode pengajaran yang kurang tepat, minimnya fasilitas, hingga rendahnya motivasi belajar siswa.

Tanggapan dan Langkah Nyata

Ketua Komisi IV DPRD Buleleng, Nyoman Sukarmen, menegaskan perlunya kolaborasi semua pihak untuk mencari solusi. Ia mendorong pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif dan efektif, seperti metode diferensiasi yang memungkinkan guru menyesuaikan cara mengajar dengan kebutuhan masing-masing siswa. “Kita harus cari formula yang membangkitkan semangat belajar dan minat baca,” ujarnya.

Di tingkat nasional, Komisi X DPR RI turut menyuarakan keprihatinan. Mereka mengusulkan program literasi darurat untuk daerah-daerah dengan masalah serupa, dengan fokus pada pelatihan guru dan penyediaan sumber belajar yang lebih memadai. Sementara itu, masyarakat setempat mulai mempertanyakan peran sekolah dan orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka.

Pegawai Samsat Karaoke Viral: Warga Antre Pajak

Cahaya di Ujung Terowongan

Meski tantangan ini berat, ada harapan yang mulai terlihat. Beberapa sekolah di Buleleng telah mencoba pendekatan inovatif, seperti kelas tambahan untuk literasi dan penggunaan media digital yang menarik bagi siswa. Komunitas lokal juga mulai terlibat, dengan mengadakan kegiatan baca bersama untuk membangun budaya literasi sejak dini.

Kisah ratusan siswa SMP di Buleleng yang tersandung huruf bukanlah akhir dari perjalanan mereka. Ini adalah panggilan bagi kita semua—pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat—untuk bahu-membahu memastikan setiap anak memiliki kunci untuk membuka dunia: kemampuan membaca. Di balik setiap kesulitan, ada potensi besar yang menanti untuk digali. Mari kita pastikan mereka tidak berjuang sendirian.

Penulis: Sentiment.co.id
Sumber: Laporan Dewan Pendidikan Buleleng, Pernyataan DPRD Buleleng, dan Berita Terkini Media Lokal

Viral: Lamaran Ditolak di Sidoarjo Gegara Rombongan Berlebihan