Remaja China Gunakan Empeng untuk Redakan Stres. Simak fenomena, manfaat, risiko kesehatan, dan reaksi publik!
Tren Viral Empeng di Kalangan Remaja China
Tren menggunakan empeng untuk redakan stres, aneh bagi remaja China, menjadi viral di platform e-commerce seperti Douyin dan Xiaohongshu. Empeng dewasa, yang biasanya untuk bayi, terjual ribuan unit per bulan dengan harga 10 hingga 500 yuan (Rp20.000–Rp1 juta). Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap tekanan hidup modern, seperti stres pekerjaan dan beban finansial.
Manfaat yang Diakui Pengguna Empeng
Banyak remaja China gunakan empeng untuk redakan stres, aneh namun diklaim mampu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur. Pengguna merasa nyaman, seperti “kembali ke masa kecil,” yang memberikan rasa aman psikologis. Seorang pengguna di Douyin berkata, “Empeng ini merilekskan saya saat kerja menumpuk.” Fenomena ini terkait konsep “regresi,” mencari kenyamanan dari masa kanak-kanak.
Risiko Kesehatan yang Mengkhawatirkan
Meski populer, remaja China gunakan empeng untuk redakan stres, aneh dan berisiko. Dokter gigi dari Universitas Sichuan memperingatkan bahwa penggunaan empeng lebih dari tiga jam sehari dapat mengubah struktur gigi dalam setahun, menyebabkan nyeri kunyah dan gangguan sendi rahang. Risiko terhirup saat tidur juga mengganggu pernapasan. Psikolog menilai tren ini menunjukkan kebutuhan emosional yang tak terpenuhi, menyarankan solusi langsung.
Reaksi Publik dan Media Sosial
Di media sosial, tren remaja China gunakan empeng untuk redakan stres, aneh, memicu 60 juta tayangan di Douyin. Netizen menyebutnya “pajak kebodohan” dan “dunia gila.” Meski kontroversial, penjualan empeng dewasa melonjak, mencerminkan tantangan kesehatan mental generasi muda Tiongkok.
Kesimpulan
Fenomena remaja China gunakan empeng untuk redakan stres, meski aneh, menunjukkan cara unik mengatasi tekanan hidup modern. Namun, risiko kesehatan seperti kerusakan gigi dan gangguan pernapasan menjadi perhatian. Tren ini menggarisbawahi pentingnya solusi kesehatan mental yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Reaksi Sentiment Public
