Roblox dilarang untuk siswa di lingkungan sekolah oleh Menteri Pendidikan pada Agustus 2025 karena konten dewasa. Psikolog anak menyarankan edukasi ketimbang pelarangan.
Roblox Dilarang di Sekolah
Roblox Dilarang di lingkungan sekolah oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Abdul Muti pada 1 Agustus 2025. Keputusan ini diambil setelah laporan tentang konten dewasa dan kekerasan dalam game Roblox, seperti video pelecehan seksual yang viral di TikTok pada Juli 2025. Larangan ini mencakup penggunaan Roblox di fasilitas sekolah dan selama jam belajar, dengan alasan melindungi siswa dari dampak negatif. Namun, pelarangan ini memicu debat, terutama karena Roblox memiliki 111 juta pengguna aktif harian global pada kuartal kedua 2025, termasuk jutaan anak di Indonesia.
Psikolog Anak Soroti Pelarangan
Psikolog Anak seperti Dr. Ratih Zulhaeni, psikolog anak dari Universitas Indonesia, menilai pelarangan Roblox tidak cukup efektif tanpa pendekatan edukasi. “Jangan asal larang. Anak perlu dipahamkan mengapa konten tertentu berbahaya,” ujarnya dalam wawancara pada 3 Agustus 2025. Ia menekankan bahwa Roblox, sebagai platform kreatif, memiliki manfaat edukasi seperti mengasah keterampilan pemrograman dan kolaborasi, tetapi juga risiko jika tidak dibimbing. Edukasi tentang literasi digital, menurutnya, jauh lebih penting daripada larangan total.
Konten Dewasa di Roblox
Konten Dewasa menjadi alasan utama larangan ini. Video viral di TikTok menunjukkan konten tidak pantas, seperti simulasi pelecehan seksual dan kekerasan dalam game buatan pengguna. Roblox, dengan lebih dari 40 juta game yang dibuat pengguna, sulit dikontrol sepenuhnya meski memiliki filter otomatis dan fitur pelaporan. Pada 2025, laporan di X menyebutkan adanya game dengan tema dewasa yang lolos moderasi, memicu kekhawatiran orang tua dan pendidik.
Edukasi Digital untuk Siswa
Edukasi Digital adalah solusi yang diusulkan psikolog untuk mengatasi dampak negatif Roblox. Dr. Ratih menyarankan sekolah mengintegrasikan literasi digital dalam kurikulum, mengajarkan siswa cara mengenali konten berbahaya, melaporkan pelanggaran, dan menggunakan platform seperti Roblox secara produktif. Program seperti “Internet Sehat” dari Kemkominfo bisa menjadi acuan untuk mengedukasi siswa tentang keamanan online, termasuk pengaturan privasi dan batasan interaksi.
Manfaat Roblox untuk Anak
Manfaat Roblox dalam pendidikan tidak dapat diabaikan. Roblox Studio, alat pengembangan game berbasis bahasa pemrograman Lua, memungkinkan anak belajar coding, desain 3D, dan logika pemrograman. Game seperti Grow a Garden mengajarkan tanggung jawab, sementara Mount Rinjani, game lokal Indonesia, memperkenalkan budaya mendaki gunung. Sekolah di negara seperti AS telah menggunakan Roblox untuk pelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Math), menunjukkan potensi edukasinya.
Risiko Roblox Tanpa Pengawasan
Risiko Roblox muncul ketika anak mengakses platform tanpa bimbingan. Selain konten dewasa, ancaman seperti penipuan dalam transaksi Robux (mata uang virtual) dan interaksi dengan orang asing menjadi perhatian. Pada 2025, laporan menyebutkan anak-anak di Indonesia kehilangan hingga Rp50 juta akibat penipuan Robux melalui grup WhatsApp. Psikolog menekankan pentingnya pengawasan orang tua dan pengaturan akun dengan fitur kontrol parental.
Respons Orang Tua dan Guru
Respons Orang Tua terhadap larangan ini beragam. Di X, beberapa orang tua mendukung keputusan Mendikbudristek, dengan akun seperti @ParentingID menyebut Roblox “berbahaya tanpa pengawasan ketat.” Namun, lainnya, seperti @GuruKeren, menilai larangan berlebihan dan menyarankan pelatihan guru untuk membimbing anak menggunakan Roblox secara aman. Guru teknologi di SD Jakarta Pusat, Ani Susanti, mengusulkan sesi edukasi bersama orang tua untuk memahami fitur keamanan Roblox.
Literasi Digital Sebagai Solusi
Literasi Digital menjadi kunci untuk menyeimbangkan manfaat dan risiko Roblox. Psikolog anak merekomendasikan pelatihan bagi orang tua dan guru tentang pengaturan akun, seperti membatasi obrolan dan memfilter game berdasarkan usia. Kemkominfo mencatat hanya 34% orang tua Indonesia pada 2025 memahami literasi digital, menunjukkan perlunya kampanye lebih masif.
Kontrol Parental di Roblox
Kontrol Parental adalah fitur Roblox yang memungkinkan orang tua membatasi akses anak ke game atau obrolan tertentu. Fitur ini mencakup pengaturan usia, pelaporan konten, dan pembatasan pembelian Robux. Namun, hanya 20% pengguna Indonesia memanfaatkan fitur ini, menurut survei internal Roblox pada 2024. Edukasi tentang kontrol parental dapat mengurangi risiko tanpa harus melarang platform sepenuhnya.
Masa Depan Roblox di Indonesia
Masa Depan Roblox di Indonesia bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan orang tua. Larangan di sekolah mungkin efektif jangka pendek, tetapi psikolog menekankan pendekatan jangka panjang melalui edukasi. Dengan popularitas Roblox yang terus meningkat, termasuk game lokal seperti Sandal Tower, platform ini bisa menjadi alat edukasi jika dikelola dengan baik. Mendikbudristek berencana meluncurkan panduan literasi digital pada September 2025 untuk mendukung penggunaan teknologi secara aman.
Daftar Isi
10 Aplikasi Penghasil Uang Terbaik di 2025: Cara Mudah Mendapatkan Penghasilan Tambahan
Kesimpulan
Roblox Dilarang di sekolah oleh Mendikbudristek pada Agustus 2025 karena Konten Dewasa, tetapi Psikolog Anak menyarankan Edukasi Digital sebagai solusi. Manfaat Roblox dalam mengasah kreativitas dan pemrograman besar, namun Risiko Roblox seperti penipuan dan konten berbahaya perlu diatasi melalui Kontrol Parental dan Literasi Digital. Respons Orang Tua dan guru menunjukkan perlunya pelatihan, sementara Masa Depan Roblox bergantung pada pendekatan edukatif untuk menjadikan platform ini alat belajar yang aman di Indonesia.