Sentimen Publik terhadap Wakil Presiden Indonesia 2025: Dinamika Gibran Rakabuming Raka di Sorotan Publik

Sentimen Publik terhadap Wakil Presiden Indonesia 2025: Dinamika Gibran Rakabuming Raka di Sorotan Publik

Pada tahun 2025, Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka menjadi pusat perhatian publik, baik karena perannya dalam pemerintahan bersama Presiden Prabowo Subianto maupun karena kontroversi yang menyertai perjalanan politiknya. Sebagai wakil presiden termuda dalam sejarah Indonesia, Gibran memicu sentimen yang beragam, mulai dari dukungan atas inisiatifnya hingga kritik tajam terkait kompetensi dan latar belakang politiknya. Artikel ini menganalisis sentimen publik terhadap Wakil Presiden Indonesia 2025, dengan fokus pada Gibran, berdasarkan data survei, laporan media, dan diskusi di media sosial seperti X, sembari menyoroti faktor-faktor yang membentuk persepsi masyarakat.

Latar Belakang Sentimen Publik

Gibran Rakabuming Raka, yang dilantik sebagai Wakil Presiden pada Oktober 2024, menghadapi sorotan intens sejak pencalonannya di Pemilu 2024. Kontroversi seputar putusan Mahkamah Konstitusi yang memungkinkan pencalonannya, ditambah dengan narasi dinasti politik yang dikaitkan dengan ayahnya, mantan Presiden Joko Widodo, memengaruhi persepsi publik. Meski demikian, inisiatif seperti program pengaduan masyarakat “Lapor Mas Wapres” dan keterlibatannya dalam isu-isu strategis seperti ketahanan pangan telah menciptakan sentimen positif di kalangan pendukungnya.

Tren Sentimen Publik (2024–2025)

Berdasarkan data survei dan analisis sentimen di media sosial, berikut adalah dinamika sentimen terhadap Gibran sebagai Wakil Presiden:

  • 2024 (Pra- dan Pasca-Pelantikan): Menjelang Pemilu 2024, analisis sentimen di Twitter (X) menggunakan metode Naive Bayes menunjukkan polarisasi yang signifikan. Sekitar 45% sentimen negatif muncul akibat narasi dinasti politik dan dugaan pelanggaran etik dalam pencalonannya. Namun, pelantikan Prabowo-Gibran pada Oktober 2024 memicu sentimen positif sebesar 60%, dengan lebih dari 965 ekspos pemberitaan yang mengulas pelantikan tersebut, menurut ANTARA News.
  • 2025 (Hingga Mei): Survei dari Indonesia Social Insight (IDSIGHT) pada April 2025 mencatat 74,6% masyarakat memberikan penilaian positif terhadap kinerja Gibran, terutama karena perannya melengkapi Presiden Prabowo. Namun, insiden viral seperti Gibran yang salah menanam padi memicu 65% sentimen negatif di X, dengan netizen mengkritik kurangnya pemahaman tentang sektor pertanian. Sebaliknya, program “Lapor Mas Wapres” menuai 55% sentimen positif di X karena dianggap inovatif dan mendekatkan diri dengan masyarakat.

Faktor yang Mempengaruhi Sentimen

  1. Narasi Dinasti Politik: Putusan Mahkamah Konstitusi yang memungkinkan Gibran mencalonkan diri memicu sentimen negatif, dengan banyak netizen menyebutnya sebagai upaya Joko Widodo melanggengkan dinasti politik.
  2. Kinerja dan Inisiatif: Program “Lapor Mas Wapres” dan kunjungan kerja Gibran ke daerah-daerah meningkatkan persepsi positif, terutama di kalangan pendukung yang melihatnya sebagai figur muda yang energik.
  3. Media Sosial dan Blunder: Insiden seperti Gibran salah menanam padi atau komentar yang dianggap kurang tepat memicu kritik di X, dengan 65% sentimen negatif dalam kasus tanam padi.
  4. Dukungan Politik: Klaim seperti pernyataan politikus PSI Ade Armando yang menyebut Gibran sebagai “Wakil Presiden terbaik sepanjang sejarah” memicu reaksi beragam, dengan 79,8% responden survei Rumah Politik menyatakan puas dengan kinerjanya, tetapi juga memicu skeptisisme di kalangan kritikus.

Tantangan dan Harapan

Tantangan utama bagi Gibran adalah mengatasi persepsi negatif terkait kompetensi dan narasi dinasti politik. Kritik di media sosial, seperti tuduhan “gaslighting pendukung klan Oslo” atau kurangnya kemampuan public speaking, mencerminkan ekspektasi tinggi terhadap seorang wakil presiden. Selain itu, peran wakil presiden yang terbatas sebagai pendukung presiden membuat Gibran kurang menjadi sorotan media, yang dapat memperkuat narasi bahwa ia bukan pengambil keputusan utama.

Benarkah Alien Ada? Mayoritas Ilmuwan Yakin!

Namun, harapan tetap ada. Inisiatif seperti “Lapor Mas Wapres” menunjukkan upaya Gibran untuk membangun citra sebagai pemimpin yang responsif. Dengan memperkuat komunikasi publik dan menghindari blunder, Gibran berpotensi meningkatkan kepercayaan masyarakat. Kolaborasi dengan Presiden Prabowo dalam kebijakan strategis, seperti ketahanan pangan, juga dapat memperkuat persepsi positif.

Kesimpulan

Sentimen terhadap Wakil Presiden Indonesia 2025, khususnya Gibran Rakabuming Raka, menunjukkan polarisasi antara dukungan dan kritik. Survei menunjukkan mayoritas masyarakat puas dengan kinerjanya (74,6%), tetapi insiden viral dan narasi dinasti politik memicu sentimen negatif di media sosial. Dengan komunikasi yang lebih baik dan inisiatif yang relevan, Gibran dapat memperkuat kepercayaan publik dan membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin muda. Wakil Presiden Gibran 2025 akan terus menjadi sorotan, dengan potensi untuk mengubah dinamika sentimen melalui kinerja yang konsisten.

Tabel: Analisis Sentimen Publik terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (2024–2025)

PeriodeSentimen Positif (%)Sentimen Netral (%)Sentimen Negatif (%)Faktor UtamaSumber
2024 (Pemilu & Pelantikan)602045Narasi dinasti politik, pelantikan Prabowo-GibranANTARA News, X Posts
2025 (Mei)552540Program “Lapor Mas Wapres”, insiden tanam padiIDSIGHT, X Posts

Referensi Data:

  1. ANTARA News. (2024). Sentimen Positif Dominasi Ruang Publik Saat Pelantikan.
  2. Indonesia Social Insight (IDSIGHT). (2025). Survei Penilaian Publik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran.
  3. Tempo.co. (2024). Potensi Sentimen Negatif ke Jokowi Pasca-Putusan MK.
  4. Greenpub.org. (2025). Penerapan Algoritma Machine Learning pada Program “Lapor Mas Wapres”.
  5. X Posts. (2025). Diskusi tentang kinerja Gibran dan insiden tanam padi.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-80: Merayakan 80 Tahun Kemerdekaan
sentiment: