Sisi Gelap Kota-Kota Besar di Indonesia
Oleh: Sentiment.co.id
28 April 2025
Kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan, sering digambarkan sebagai pusat kemajuan, ekonomi, dan budaya. Gedung-gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan megah, dan hiruk-pikuk aktivitas menjadi wajah modernitas yang memikat. Namun, di balik gemerlapnya, kota-kota ini menyimpan sisi gelap yang kerap luput dari sorotan. Dari masalah sosial, lingkungan, hingga ketimpangan ekonomi, sisi kelam ini menjadi tantangan nyata yang dihadapi masyarakat urban Indonesia.
Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial
Salah satu sisi gelap yang mencolok adalah jurang ketimpangan sosial. Di Jakarta, misalnya, kawasan elite seperti SCBD berdampingan dengan permukiman kumuh di bantaran kali. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa koefisien Gini di DKI Jakarta pada 2023 mencapai 0,41, menandakan ketimpangan yang signifikan. Para pekerja informal, seperti pedagang kaki lima dan pengemudi ojek online, berjuang bertahan hidup dengan pendapatan minim, sementara biaya hidup terus melonjak.
Ketimpangan ini juga memicu masalah sosial lain, seperti tingginya angka kriminalitas. Pencopetan, perampokan, hingga penipuan daring menjadi isu yang kerap ditemui di kota besar. Di Surabaya, laporan kepolisian pada 2024 mencatat peningkatan kasus kejahatan jalanan sebesar 12% dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor ekonomi dan minimnya akses pendidikan menjadi pemicu utama.
Kepadatan dan Masalah Lingkungan
Kepadatan penduduk menjadi momok tersendiri. Jakarta, dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa, menghadapi kemacetan kronis yang tidak hanya menguras waktu, tetapi juga memperburuk polusi udara. Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta sering berada di zona tidak sehat, terutama selama musim kemarau. Pencemaran sungai, seperti Sungai Ciliwung, juga memperparah kondisi lingkungan, dengan sampah plastik dan limbah industri mencemari sumber air warga.
Banjir tetap menjadi ancaman tahunan di kota-kota besar, khususnya Jakarta dan Semarang. Meski berbagai proyek infrastruktur, seperti tanggul dan waduk, telah dibangun, banjir masih merendam permukiman warga setiap musim hujan. Ironisnya, banyak permukiman kumuh yang terletak di daerah rawan banjir tidak memiliki akses memadai ke sanitasi dan air bersih, memperburuk kualitas hidup penghuninya.
Tantangan Sosial dan Mental
Urbanisasi yang masif membawa dampak pada kesehatan mental masyarakat kota. Tekanan ekonomi, persaingan ketat di dunia kerja, dan isolasi sosial di tengah keramaian menjadi pemicu stres dan gangguan kecemasan. Riset dari Universitas Indonesia pada 2024 mengungkapkan bahwa 1 dari 3 pekerja kantoran di Jakarta mengalami gejala depresi ringan hingga sedang. Namun, stigma terhadap kesehatan mental membuat banyak orang enggan mencari bantuan profesional.
Selain itu, maraknya pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan prostitusi terselubung menjadi masalah serius. Di Bandung, misalnya, razia kepolisian di kawasan tertentu kerap menemukan transaksi narkoba dan praktik prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur. Minimnya pengawasan dan penegakan hukum yang tegas memperparah situasi ini.
Harapan di Tengah Kegelapan
Meski penuh tantangan, sisi gelap ini bukanlah akhir dari cerita kota-kota besar di Indonesia. Berbagai inisiatif, baik dari pemerintah maupun komunitas, mulai menunjukkan titik terang. Program revitalisasi kampung kota di Surabaya, misalnya, telah berhasil meningkatkan akses warga terhadap air bersih dan sanitasi. Komunitas lokal di Bandung juga aktif mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah untuk mengurangi polusi lingkungan.
Pemerintah perlu terus mendorong kebijakan yang inklusif, seperti penyediaan hunian terjangkau, peningkatan transportasi publik, dan akses pendidikan yang merata. Di sisi lain, kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dan sesama juga menjadi kunci untuk merangkul sisi gelap ini menjadi peluang perubahan.
Penutup
Kota-kota besar di Indonesia adalah cermin dari dinamika modernitas yang kompleks. Di balik kilau kemajuan, sisi gelap seperti kemiskinan, polusi, dan masalah sosial mengintai. Mengatasi tantangan ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Hanya dengan langkah bersama, kota-kota besar Indonesia dapat bertransformasi menjadi ruang yang tidak hanya megah, tetapi juga manusiawi dan berkelanjutan.
Sentiment.co.id
28 April 2025