Jakarta, 8 September 2025 — Presiden Prabowo Subianto mereshuffle kabinet dan menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Pergantian ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 2025 dan diumumkan di Istana Negara, Jakarta.
Pergantian Menkeu dalam Reshuffle Kabinet
Perombakan kabinet kali ini mencakup lima pos menteri. Di bidang fiskal, Prabowo memilih Purbaya—ekonom senior yang sebelumnya memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)—untuk menakhodai Kementerian Keuangan di tengah tantangan pelemahan pasar dan ketidakpastian global.
Latar Pribadi: Rumah Dijarah, Lukisan Kenangan Hilang
Menjelang reshuffle, Sri Mulyani mengungkapkan rumahnya dijarah pada 31 Agustus 2025. Dalam unggahan media sosial, ia menyoroti hilangnya sebuah lukisan bunga yang ia lukis 17 tahun lalu dan memiliki nilai emosional. Peristiwa itu terjadi hanya beberapa hari sebelum posisinya di Kemenkeu digantikan.
Jejak Kinerja Sri Mulyani
Selama menjabat, Sri Mulyani dikenal dengan disiplin fiskal, dorongan reformasi pajak, serta pengelolaan APBN di masa pandemi hingga gejolak geopolitik. Di awal pemerintahan Prabowo–Gibran, ia kerap dipandang sebagai jangkar stabilitas kebijakan di mata pelaku pasar.
Alasan dan Arah Kebijakan
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut reshuffle dilakukan berdasarkan evaluasi berkala Presiden dan kebutuhan penyesuaian organisasi. Dengan mandat baru, Purbaya dihadapkan pada:
- Menjaga defisit dan rasio utang tetap terkendali,
- Memperkuat penerimaan pajak tanpa menekan pemulihan daya beli,
- Menjamin stabilitas sistem keuangan di tengah volatilitas global,
- Mengakselerasi belanja prioritas yang berdampak pada pertumbuhan dan kesejahteraan.
Dampak dan Langkah Lanjutan
Pelaku pasar akan menanti sinyal kebijakan Purbaya terkait pembiayaan defisit, insentif fiskal, hingga tata kelola subsidi. Pemerintah diharapkan segera memaparkan peta jalan fiskal dan koordinasi kebijakan dengan otoritas moneter untuk meredam volatilitas.
Kesimpulan: Pergantian Menkeu dari Sri Mulyani ke Purbaya menandai babak baru pengelolaan fiskal Indonesia. Konsistensi disiplin anggaran, reformasi penerimaan, dan perlindungan kelompok rentan akan menjadi indikator awal keberhasilan transisi ini.
Komentar