Tas Branded Italia: Dibuat di China? Influencer Ungkap Rahasia Produksi
Oleh: Sentiment.co.id
19 April 2025
Industri fashion mewah selalu identik dengan eksklusivitas, kualitas premium, dan label “Made in Italy” atau “Made in France” yang menjadi jaminan prestise. Namun, belakangan ini, rahasia di balik produksi tas branded mewah asal Italia menjadi sorotan. Sejumlah influencer dan pelaku industri ramai-ramai mengungkap fakta mengejutkan: banyak tas mewah yang diklaim berasal dari Eropa ternyata diproduksi di China. Benarkah demikian? Mari kita telusuri lebih dalam.
Awal Mula Kontroversi
Kisah ini bermula dari unggahan sejumlah influencer di media sosial, termasuk di platform X, yang membagikan informasi tentang proses produksi tas branded. Mereka menyebut bahwa banyak merek ternama, yang selama ini memasarkan produk mereka sebagai buatan Italia, sebenarnya memproduksi tas di pabrik-pabrik di China. Prosesnya, menurut pengakuan ini, melibatkan pembuatan tas hingga hampir selesai di China, lalu dikirim ke Eropa untuk sentuhan akhir seperti pemasangan logo, jahitan terakhir, atau pengemasan. Hasilnya, tas tersebut tetap bisa diberi label “Made in Italy” secara legal, meski sebagian besar prosesnya dilakukan di luar Eropa.
Salah satu influencer menjelaskan, “Bahan-bahannya memang berkualitas tinggi, tapi 80% pengerjaan dilakukan di China. Baru setelah itu tas dikirim ke Italia atau Prancis untuk dipasang logo dan dikemas sebagai produk mewah.” Pernyataan ini memicu diskusi panas di kalangan penggemar fashion, yang merasa tertipu oleh citra eksklusif yang dibangun merek-merek tersebut.
Praktik Produksi: Legal, Tapi Kontroversial
Menurut laporan yang beredar, praktik ini sebenarnya tidak melanggar hukum. Di Uni Eropa, sebuah produk dapat diberi label “Made in [negara]” jika tahap akhir produksi yang signifikan dilakukan di negara tersebut. Artinya, meski tas diproduksi di China, pemasangan logo atau jahitan akhir di Italia sudah cukup untuk memenuhi syarat label “Made in Italy.” Namun, hal ini memunculkan pertanyaan etis: apakah konsumen mendapatkan transparansi yang mereka harapkan dari merek mewah yang mengenakan harga puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk sebuah tas?
Wang Sen, seorang narasumber yang dikutip dalam laporan Tribunnews, mengungkapkan bahwa merek-merek mewah sering kali membeli tas dari pabrik di China, kemudian menempelkan label merek mereka sendiri. “Mereka seolah-olah merancang tas itu di Eropa, padahal hanya menambahkan merek,” ujarnya. Praktik ini memungkinkan merek untuk memangkas biaya produksi sambil tetap menjual produk dengan harga premium.
Kualitas Tetap Terjaga?
Meski diproduksi di China, para influencer menegaskan bahwa kualitas tas tetap tinggi. Bahan yang digunakan, seperti kulit premium, sering kali diimpor dari sumber terbaik di dunia. Selain itu, pabrik di China yang mengerjakan tas-tas ini biasanya memiliki teknologi canggih dan tenaga kerja terampil. “Jangan salah, kualitasnya tetap sama. Hanya soal persepsi merek yang dibuat seolah-olah 100% dari Eropa,” ungkap salah satu influencer.
Namun, bagi sebagian konsumen, fakta ini tetap mengurangi nilai eksklusivitas. “Saya beli tas branded karena saya pikir ini buatan pengrajin di Italia, bukan di pabrik besar di China,” keluh seorang pengguna X. Sentimen serupa mencerminkan kekecewaan sebagian konsumen yang merasa citra mewah yang mereka bayar tidak sepenuhnya sesuai kenyataan.
Respons Industri dan Konsumen
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari merek-merek besar yang disebut dalam kontroversi ini. Beberapa pihak menduga bahwa merek sengaja bungkam untuk menjaga reputasi mereka. Di sisi lain, para influencer yang mengungkap rahasia ini justru mendapat dukungan dari komunitas online, yang mengapresiasi transparansi mereka. “Ini bukan soal menjelekkan merek, tapi memberi tahu konsumen apa yang mereka beli,” tulis seorang pengguna X.
Kontroversi ini juga memicu diskusi lebih luas tentang globalisasi dalam industri fashion. Di era modern, rantai pasok global membuat hampir semua produk—termasuk barang mewah—melibatkan berbagai negara. Namun, ketika merek memanfaatkan citra eksklusif untuk menarik konsumen, transparansi menjadi hal yang semakin dihargai.
Apa Kata Konsumen Indonesia?
Di Indonesia, di mana tas branded sering menjadi simbol status, isu ini juga mendapat perhatian besar. Banyak konsumen lokal yang aktif di media sosial menyatakan bahwa mereka tidak keberatan dengan asal produksi, selama kualitasnya terjamin. “Mau buatan China atau Italia, yang penting tasnya bagus dan tahan lama,” tulis seorang warganet. Namun, ada pula yang merasa bahwa merek harus lebih jujur soal proses produksi mereka, terutama mengingat harga yang sangat tinggi.
Kesimpulan
Klaim bahwa tas branded mewah Italia diproduksi di China bukanlah hal baru, tetapi pengungkapan oleh influencer telah membawa isu ini ke permukaan dengan cara yang lebih terbuka. Meski praktik ini legal dan kualitas produk tetap terjaga, pertanyaan tentang transparansi dan nilai eksklusivitas terus bergaung. Bagi konsumen, informasi ini menjadi pengingat untuk lebih kritis terhadap apa yang mereka beli—dan apa yang mereka bayar. Di sisi lain, merek-merek mewah mungkin perlu mempertimbangkan kembali strategi mereka untuk menjaga kepercayaan pelanggan di era yang menuntut keterbukaan.
Apa pendapat Anda tentang isu ini? Apakah asal produksi tas branded memengaruhi keputusan Anda untuk membeli? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar!
Sentiment.co.id
19 April 2025