Sentiment.co.id – Tragedi pembunuhan Charlie Kirk, aktivis konservatif AS dan pendiri Turning Point USA, masih bikin dunia politik gempar. Tersangka Tyler Robinson, mahasiswa 22 tahun dari Washington, Utah, ditangkap Jumat (12/9/2025) setelah buron 33 jam—dibantu ayahnya sendiri yang kenali dia dari foto polisi. Tetangga-tetangga di kota kecil populasi 35.000 jiwa itu bilang, Robinson dari keluarga Mormon biasa, tapi kini jadi buruan nomor satu AS. Motif? Masih misteri, tapi diduga radikalisasi politik cepat.
Washington, perbatasan Utah-Arizona dengan lanskap merah dramatis, mendadak ramai polisi dan media saat penangkapan. Melissa Tait (55), ibu empat anak, syok berat: “Keluarga mereka sama seperti tetangga biasa, nggak beda sama keluarga saya. Ayahnya bisnis kabinet dapur, ibunya pekerja sosial.” Tait lega pelaku diamankan, tapi kasihan ibunya: “Dia ibu hebat, ayahnya juga.”
Kristin Schwiermann (66), tetangga lama, tambah: “Tyler dari keluarga penyayang. Lingkungan tenang, semua saling kenal. Saya nggak sangka dia lakuin ini.” Robinson, anak sulung tiga bersaudara, dulu siswa berprestasi—skor ACT 34 (99 persenil), lulusan Dixie Technical College jurusan listrik. Tapi, belakangan makin politik: di meja makan sebut Kirk “penuh hate”. Keluarga syok saat dia ngaku via pesan: “Saya yang tembak Kirk.”
Robinson ditahan tanpa bail, dijerat aggravated murder, felony discharge firearm, obstruction justice—ancam hukuman mati. FBI sita senjata dan mobilnya, temukan pesan Discord radikal. Trump marah: “Momen gelap Amerika!” Netizen campur: “Dari anak pintar ke teroris?” Ini pengingat, radikalisasi bisa datang dari mana aja. Semoga investigasi ungkap akarnya, biar nggak ada korban lagi.
Komentar