sentiment.co.id/hot-news – Insiden tragis kembali menimpa program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lampung Timur. Pada Jumat, 26 September 2025, sekitar 35 siswa SD dan SMP di Kecamatan Bumi Agung dilarikan ke rumah sakit setelah mengeluh mual, muntah, pusing, dan demam. Kejadian ini terjadi pukul 11.00 WIB, tak lama setelah mereka menyantap roti isi sosis dari program MBG. Korban berasal dari SDN 1 Lehan, SDN 2 Lehan, SDN Catur Swako, SDN 3 Sukadana, serta SMP 1 PGRI Bumi Agung. 16 siswa di antaranya menjalani rawat inap di RSUD Sukadana, sementara 19 siswa lainnya cukup rawat jalan. Sampel makanan kini sedang diuji di laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Lampung guna memastikan penyebab pasti, dengan dugaan sosis busuk atau berjamur sebagai biang kerok.
Dampak dan Penanganan Medis
Tim medis setempat bertindak cepat dengan memberikan infus, obat antiemetik, dan observasi intensif. Kondisi siswa stabil, meski beberapa masih mengalami dehidrasi ringan. Orang tua korban berbondong-bondong ke rumah sakit, menuntut penjelasan mendalam dari pihak sekolah dan dinas terkait. Kasus ini menambah beban fasilitas kesehatan lokal yang sudah kewalahan.
Latar Belakang Kasus
Ini merupakan kasus keracunan MBG ke-55 di tingkat nasional sepanjang 2025, dengan total 5.914 korban tercatat hingga September. Program MBG, yang bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah, justru berulang kali terganjal isu higienitas vendor. Di Lampung Timur saja, kasus serupa pernah terjadi bulan lalu, menewaskan satu siswa dan melukai puluhan lainnya. Pemerintah daerah kini berjanji memperketat seleksi pemasok makanan, termasuk audit rutin dan pelatihan sanitasi bagi penyedia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diimbau melakukan evaluasi nasional untuk mencegah kejadian berulang.
Sentimen Publik di Media Sosial
Reaksi warganet membanjiri Twitter dan Facebook, mencerminkan kekhawatiran mendalam. Berikut poin-poin utama sentimen:
Positif (20%):
- Pujian atas respons cepat tim medis dan inisiatif perbaikan program.
- Contoh: “Bagus Dinkes gerak cepat! Semoga ini jadi pelajaran buat vendor nakal.”
- Dukungan kolaborasi orang tua-sekolah untuk pengawasan harian.
Negatif (65%):
- Kritik pedas terhadap pengawasan lemah pemerintah dan kualitas makanan buruk.
- Contoh: “MBG ini jebakan batman! Uang rakyat buat racun anak sekolah?”
- Tuduhan anggaran bocor dan eksekusi program yang payah, dengan seruan “tutup aja kalau gini!”
Netral (15%):
- Fokus pada fakta medis dan saran pencegahan praktis.
- Contoh: “Tunggu hasil tes lab dulu, tapi sekolah harus cek stok makanan harian.”
- Permintaan transparansi laporan dan tips higienis sederhana untuk vendor.
Kasus ini menyoroti urgensi reformasi MBG nasional demi masa depan generasi muda yang sehat dan bergizi. Pemerintah harus bertindak tegas untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Komentar