sentiment.co.id – Video keributan mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) di depan gerbang kampus viral di Instagram sejak 17 Oktober 2025, netizen campur geram “kampus Islam kok ribut begini, malu rayakan!” dan penasaran “penyebab dendam apa, jangan gosip sembarangan!”, soroti budaya mahasiswa di Pekanbaru yang sering jadi sorotan medsos.
Kronologi Keributan di Jalan Kaharuddin Nasution
Peristiwa keributan terjadi pada Kamis, 16 Oktober 2025 siang hari di depan gerbang utama UIR, Jalan Kaharuddin Nasution, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau. Video berdurasi 26 detik yang pertama kali diunggah akun Instagram @pekanbarutive menunjukkan sekelompok mahasiswa saling dorong dan berteriak. Seorang pria bertopi terlihat berusaha menenangkan situasi, tapi ketegangan memuncak dengan cekcok verbal dan fisik ringan. Video tersebut langsung menyebar cepat, ditonton lebih dari 46 ribu kali dalam waktu singkat, memicu ratusan komentar dari warganet yang kebanyakan menyatakan kekecewaan atas perilaku mahasiswa di kampus bergengsi tersebut.
Menurut informasi dari pihak kampus, keributan ini melibatkan dua kelompok mahasiswa dari fakultas berbeda, yang disebabkan oleh masalah pribadi yang sudah berlarut-larut. Salah satu pihak diduga merasa tersinggung atas komentar di media sosial, yang kemudian berujung konfrontasi langsung di depan kampus. Universitas UIR segera merespons dengan memanggil kedua belah pihak untuk mediasi internal. Rektor UIR, Prof Dr H Urip Harahap, menyatakan bahwa pihak kampus akan memberikan sanksi disiplin bagi pelaku, mulai dari teguran hingga skorsing, tergantung hasil investigasi. “Kami berkomitmen menjaga citra kampus sebagai lembaga pendidikan Islam yang rahmatan lil alamin, bukan tempat konflik,” ujarnya dalam konferensi pers singkat pada Jumat pagi.
Polres Kota Pekanbaru juga turun tangan. Kapolres Pekanbaru Kombes Pol Edy Sumardi mengonfirmasi bahwa polisi telah menerima laporan dan memanggil saksi-saksi. “Ini masalah pribadi antar mahasiswa, tidak ada senjata atau kekerasan berat. Kami fasilitasi mediasi untuk cegah eskalasi,” katanya. Hingga kini, tidak ada korban luka serius dilaporkan, tapi insiden ini menambah daftar kasus konflik mahasiswa di Riau yang sering viral, seperti keributan antar-himpunan fakultas tahun lalu.
Dampak & Respons Pihak Terkait
Insiden ini berdampak negatif pada citra UIR sebagai salah satu kampus Islam terbesar di Sumatera dengan 30 ribu mahasiswa. BEM UIR menggelar diskusi darurat untuk sosialisasi etika medsos dan penyelesaian konflik damai. Orang tua beberapa mahasiswa terlibat menyatakan kekecewaan, “Anak kami kuliah untuk ilmu, bukan ribut,” kata salah satu wali murid. Kampus juga berkoordinasi dengan Kemenag Riau untuk program konseling anti-konflik.
Kasus serupa pernah terjadi di kampus lain di Pekanbaru, seperti UIN Suska Riau tahun 2024, di mana cekcok medsos berujung fisik. Pakar sosiologi UIR, Dr Hidayatullah, menilai ini akibat budaya “instant gratification” di medsos yang membuat konflik pribadi membesar. “Mahasiswa perlu literasi digital lebih dalam, kampus harus proaktif cegah,” sarannya.
Sentimen Publik di Media Sosial
Netizen Instagram ramai #CekcokUIR, sentimen didominasi geram.
Positif (20%):
- Penasaran: “Cerita lengkapnya apa, jangan gosip doang—semoga damai!”
Negatif (70%):
- Geram: “Mahasiswa ribut depan kampus, citra UIR jelek—disiplin mana?”
Netral (10%):
- Fakta: “16 Okt Pekanbaru, video @pekanbarutive”
Keributan ini jadi pelajaran etika mahasiswa. Netizen, kampusmu pernah gini?
Komentar