sentiment.co.id/viral – Di tengah hiruk-pikuk berita negatif, sebuah video sederhana dari sebuah kelas sekolah jadi obat hati netizen. Rekaman berdurasi singkat itu menunjukkan momen emosional saat sekelompok siswa menyerahkan sepasang sepatu baru kepada teman mereka yang sepatunya sudah usang dan rusak. Patungan dari teman sekelas ini bukan cuma soal barang, tapi simbol persahabatan tulus yang jarang terlihat di era digital. Unggahan di TikTok itu langsung meledak, raih jutaan views dalam hitungan jam sejak Minggu, 28 September 2025.
Momen Haru yang Menginspirasi
Dalam video, terlihat seorang siswa laki-laki berusia sekitar 12 tahun berdiri di depan kelas, matanya berkaca-kaca saat kotak sepatu dibuka. “Ini dari kita semua, biar kamu nyaman sekolahnya,” kata salah satu temannya sambil memeluk. Siswa penerima, yang sebelumnya pakai sepatu bolong-bolong, langsung tersedu dan berterima kasih berulang kali. Keterangan unggahan sederhana: “Teman Sekelas Kompak patungan, untuk beli sepatu temannya yang membutuhkan.” Lokasi tampaknya sekolah negeri di Jawa Tengah, tapi identitasnya belum terungkap, menambah misteri yang bikin penasaran.
Cerita ini mengingatkan betapa kecilnya aksi bisa ubah hari seseorang. Di balik layar, guru kelas disebut ikut andil koordinasi patungan, tanpa beban finansial berat—cuma Rp50 ribu per orang dari 20 siswa. Ini kontras banget sama kasus bullying sekolah yang sering viral, dan justru jadi contoh positif buat generasi muda.
Reaksi Netizen yang Membanjiri Komentar
Video ini langsung banjir komentar, dari ribuan like hingga share ke grup keluarga. Netizen tak henti puji kebaikan anak-anak itu, sambil nostalgia masa sekolah sendiri. Banyak yang bilang, “Ini yang bikin percaya lagi sama anak muda zaman sekarang.”
Sentimen Publik di Media Sosial
Reaksi di TikTok dan Instagram hampir serempak positif, dengan sedikit nada nostalgia atau saran.
Positif (80%):
- Pujian emosional: “Bikin haru banget, mata langsung basah liatnya. Teman kayak gini yang dibutuhkan!”
- Inspirasi: “Teman2nya baik banget dan peduli ya, salut deh. Ajarin anakku gini nanti.”
- Doa: “Orang baik kalian, semoga dibalas berlipat ya anak-anak hebat!”
Negatif (5%):
- Ironi: “Sayangnya jarang, kebanyakan malah bully. Tapi ini bagus banget.”
- Kritik sosial: “Kenapa harus patungan? Sekolah kok ga sediain seragam lengkap?”
Netral (15%):
- Fakta: “Lokasi sekolah mana ya? Mau donasi juga nih.”
- Saran: “Guru hebat koordinirnya, contoh buat yang lain.”
Momen ini jadi reminder bahwa kebaikan kecil bisa viral dan ubah pandangan. Semoga cerita seperti ini lebih banyak, biar sekolah jadi tempat tumbuh kembang, bukan cuma belajar.
Komentar